Hei, ingatkah saat kita saling mengenal. Awalnya kita diam. Hanya saling melempar senyum. Tapi kemudian, aku yang membuka pembicaraan. Sehingga kita saling berbicara.
Saat itulah aku mulai mengenalmu, dan kau mengenalku. Mulai dari nama kebiasaan hingga hal-hal kecil yang kau suka. Walaupun ini terlihat aneh, namun aku menikmatinya. Saat itu, aku menemukan teman yang sangat aku sayang. Yang membuatku merasa betah untuk berada di sisimu.
Setiap saat, aku berdoa kepada tuhan, agar kita tidak berpisah, agar kita tidak saling membenci, satu sama lain, dan agar kita ditunjukkan jalan terbaik. Sampai suatu saat, “Alhamdulillah” doa ku terkabul. Tuhan memberiku petunjuk mana yang baik aku pilih. Namun tidak engkau. Ternyata kau bukan untukku. Ternyata kau jahat padaku.
Terpukul memang menyadari itu. Tapi aku tahu, itulah yang terbaik. Aku tak pernah menyesal untuk itu, tak pernah. Karena engkau aku banyak belajar tentang hidup ini. Karena engkau, aku dapat membedakan yang mana api, dan yang mana air, karena engkau aku tahu, bagaimana kerasnya hidup ini.
Itulah engkau. Bintang ku, yang sekarang telah menghilang. Itulah engkau, kakak ku yang sekarang tak seperti dulu lagi. Dan itulah engkau yang mengajariku untuk dewasa.
Kakak ku, bintang ku. Yang sekarang tergantikan oleh yang baru.
Aku tak pernah lupa untuk beberapa hal :
1. Tidak mudah percaya pada orang lain yang baru
2. Berfikir sebelum bertindak
3. Tidak terlalu bergantung pada orang lain
4. Aku belajar untuk dewasa
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H