IMPLIKASI SOSIAL
Walaupun memiliki genre horror, film A Quite Place (2018) memberikan pengaruh yang sangat menyentuh perasaan kita sebagai manusia. Didalam film digambarkan sebuah keluarga yang bertahan hidup dari invasi mahluk asing yang membunuh manusia melalui suara.
Sebagai orang tua, pasti memiliki insting yang kuat untuk melindungi anak-anaknya bahkan hingga mempertaruhkan nyawanya sendiri. Hal tersebut dapat kita saksikan dalam adegan dimana sang ibu berjuang mempertahankan kehamilannya dimasa sulit pasca apokaliptik.
Walaupun ia sedang berjuang mempertahankan hidupnya ia juga mengorbankan dirinya demi mempertahankan kehidupkan janinnya yang belum lahir. Bahkan pada saat hari kelahirannya tiba pun ia tetap berjuang melahirkan bayinya seorang diri walaupun nyawanya turut terancam dikarenakan keberadaan monster yang masuk kedalam rumahnya. Selain itu, ayahnya pun turut berkorban demi melindungi anaknya.
Dalam film ini kita bisa menyaksikan adegan penuh kesedihan sekaligus haru dari tindakan heroik sang ayah yang melindungi anaknya dengan menyerahkan nyawanya sendiri kepada monster tersebut.
Tindakan sang ibu dan ayah tersebut merupakan bentuk dari cinta dan kasih sayang mereka untuk anak-anak mereka dan menyaksikan hal itu di film bergenre horror merupakan hal yang jarang terjadi.
Bahkan adegan dimana sang ayah mengorbankan dirinya sendiri demi melindungi anaknya sangatlah menyentuh hati saya sebagai penonton, menyaksikan bagaimana sang ayah mengatakan bahwa ia mencintai anaknya terlepas dari kesalahan yang anaknya lakukan membuat saya turut menitikkan air mata penuh haru.
FILM BERGENRE HORROR YANG BERKUALITAS
A Quite Place (2018) merupakan sebuah film bergenre horror dengan sub genre science fiction. Tidak seperti kebanyakan genre lainnya yang dinamai berdasarkan setting (Western), karakter tokoh (gangster), dan bentuk aksi (action), tetapi film horror dinamai berdasarkan reaksi penontonnya.
Istilah horror berasal dari bahasa latin "horrere" yang berarti "merinding ketakutan". Kata tersebut dapat menggambarkan film horror yang membuat tubuh kita bereaksi ketakutan dan kecemasan yang mengerikan. A Quite Place memiliki sub genre science fiction hal ini ditunjukkan dalam film dimana terdapat mahluk asing atau monster yang menginvasi bumi dan membunuh manusia hanya karena suara.
Beberapa fitur dalam film ini yang utama adalah adanya mahluk asing atau monster sebagai mahluk jahat yang meneror dan memburu manusia bahkan membunuh manusia ketika mereka mengeluarkan suara. Keberadaan mahluk tersebut menciptakan suasana yang mengancam keselamatan manusia serta memberikan perasaan takut dan cemas yang luar biasa.
Selain itu melalui poster film ini kita juga dapat menyimpulkan bahwa film ini memiliki genre horror. Hal ini dapat kita lihat melalui slogan yang terletak pada poster bagian atas yang berbunyi "if they hear you, they hunt you" yang memiliki makna jika kita mengeluarkan suara maka kita akan mati.
Selain itu pemilihan warna dari slogan dimana kata "hear" dan "hunt" ditulis dengan warna merah yang identik dengan darah yang memberikan kesan mengerikan.
Pemilihan gambar dari poster yang dibuat lebih dark semakin menegaskan bahwa ini merupakan film horror dan memberikan kesan yang mencekam pula. Dan terakhir terdapat sedikit bayangan dari monster yang merupakan entitas asing dalam film ini.
PARADIGMA FILM A QUITE PLACE
Didalam film terdapat adegan ketika anak bungsu dari keluarga Abott diterkam oleh monster karena membunyikan pesawat mainan. Adegan tersebut secara drastis merubah keluarga Abott.
Sang ibu yang merasa bersalah akibat tidak bisa melindungi anaknya, sang kakak perempuan yang merasa bahwa kejadian itu adalah kesalahannya akibat ia memberikan pesawat mainan tersebut kepada adiknya secara diam-diam, dan sang ayah yang akibat kejadian tersebut menjadi lebih berhati-hati terhadap tindakan anaknya. Masing-masing dari anggota keluarga memiliki persepsinya masing-masing atas satu kejadian yang sama.
Hal ini sangat kontras terlihat pada anak perempuan, dimana ia bahkan setelah setahun berlalu masih menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang terjadi pada adik bungsunya, dan karena perasaan bersalah itu pula ia mengira bahwa ayahnya turut menyalahkan dirinya akibat kejadian itu yang membuat hubungannya dengan ayahnya menjadi tidak harmonis. Padahal kenyataannya adalah bahwa ayahnya masih tetap menyayangi anak perempuannya dan tidak pernah menyalahkannya atas apa yang terjadi. Hal tersebut dapat kita lihat dalam dialog antara ayah dan anak laki-lakinya serta pernyataan langsung ayahnya kepada anak perempuannya sesaat sebelum ia dibunuh oleh mahluk asing tersebut. Ayahnya bahkan berusaha untuk membuat alat bantu dengar bagi anak perempuannya diruang bawah tanahnya.
PROSES PRODUKSI YANG SENYAP
Dalam proses produksi film ini, ternyata tidak menghabiskan dana yang besar untuk ukuran film Hollywood, hanya sekitar 17 juta dolar AS saja dimana sebagian dana dihabiskan untuk membeli 20 ton jagung yang ditanam oleh petani lokal guna membuat kebun jagung yang merupakan lokasi penting dalam film ini.
Mahluk asing didalam film ini dibuat tidak dapat melihat dan berkomunikasi melalui bunyi dan memburu manusia melalui suara sehingga tokoh dalam film ini berkomunikasi dengan bahasa isyarat agar tidak membuat suara, bahkan mereka harus melangkah pelan-pelan bahkan berjinjit untuk menghindari membuat suara-suara kecil.
Dalam skenario aslinya yang ditulis oleh Bryan Woods dan Scott Beck hanya memiliki satu dialog, yaitu "Ssshhh...", akan tetapi didalam film, terdapat beberapa dialog antara istri, suami, dan anak laki-lakinya. Mengapa demikian?
Kenyataannya adalah bahwa tokoh anak perempuan tuli yang bernama Regan diperankan oleh Millicent Simmonds yang merupakan seorang tunarungu asli, oleh karena itu didalam film ia terlihat menggunakan alat bantu dengar dan hanya bisa berkomunikasi melalui bahasa isyarat.Â
Efek suara yang diproduksi untuk film ini juga tidak banyak karena memang film ini sejatinya merupakan film tanpa suara. Efek suara yang diperdengarkan oleh film ini tidaklah banyak, hanya beberapa efek suara dari mahluk asing pada saat mereka mencari sumber suara dan afak suara dari sumber suara itu sendiri.
Selain itu terdapat juga musik yang membantu menciptakan suasana mencekam dalam beberapa adegan agar penonton turut merasakan kengerian film tersebut. Dalam segi sinematografi, film ini mampu menyajikan adegan dengan sinematografi yang apik.
Sinematografi film ini mampu membuat penonton merasakan ketakutan dan kecemasan yang luar biasa bahkan pada siang hari. Ketika kebanyakan film horror menciptakan ketakutan dalam kegelapan, A Quite Place mampu memberikan ketakutan bahkan ketika terang atau siang hari.
TANDA DAN MAKNA DALAM A QUITE PLACE.
Film A quite Place merupakan film horror tersunyi yang pernah ada. Tidak ada suara, tidak ada bunyi, hanya bahasa isyarat serta tanda-tanda yang ditunjukkan melalui beberapa adegan.
Tokoh dalam film ini dilarang keras membuat suara atau bunyi sehingga komunikasi yang mereka lakukan hanya melalui bahasa isyarat. Sutradara film juga memberikan tanda-tanda yang membantu penonton untuk memahami cerita film tersebut.
Adegan diatas merupakan adegan yang paling sering muncul dalam film ini. Gesture tangan diletakkan di depan mulut memiliki makna bahwa kita harus diam dan tidak membuat suara apapun.
Seringkali adegan ini muncul ketika orang tua meminta anaknya untuk diam tidak bersuara, dan terdapat satu adegan diawal film dimana sang kakak perempuan menggunakan gesture ini kepada adikknya yang berarti meminta adiknya untuk merahasiakan perbuatan sang kakak yang memberikan adiknya mainan dari orang tua mereka. Gesture tersebut menjadi salah satu gesture yang paling ikonik dalam film ini.
Adegan ini juga merupakan salah satu adegan yang sering muncul difilm sekaligus menjadi salah satu adegan yang ikonik juga selain adegan yang pertama tadi. Dalam adegan ini, sang ayah secara gamblang menutup mulut anaknya, hal tersebut dilakukan untuk mencegah anaknya mengeluarkan suara yang dapat menarik perhatian mahluk asing tersebut.
Selain itu terdapat juga adegan dengan gesture yang sama dimana sang ibu menutup mulutnya sendiri untuk mencegah suara keluar dari mulutnya ketika melihat anak bungsunya dibunuh oleh mahluk asing didepan matanya.
Dalam adegan ini, sang anak berjalan dibelakang ayahnya. Mengapa mereka tidak berjalan beriringan? Hal ini kemungkinan dikarenakan terdapat jalur khusus yang dibuat secara sengaja dengan tujuan untuk mengurangi terciptanya suara atau bunyi yang dihasilkan dari langkah kaki mereka.
Dalam film juga mereka seringkali ditunjukkan berjalan diatas pasir bukan tanah biasa atau rumput, hal ini dikarenakan berjalan diatas tanah atau rumput dapat menciptakan suara yang bisa memicu mahluk tersebut datang menghampiri mereka
Dalam adegan ini, kita diperlihatkan isi dari toko yang dibeberapa bagian sudah kosong, rak-rak didalam toko tersebut juga sudah separuh kosong tetapi ada beberapa rak yang masih terisi penuh sepeti dalam foto diatas, dimana rak bagian kiri masih terlihat penuh dibanding rak bagian kanan.
Jika dilihat dengan seksama rak tersebut diisi dengan makanan ringan seperti keripik yang bungkusnya terbuat dari plastik yang ketika dibuka akan mengeluarkan bunyi, selain itu juga kita tentunya akan mengeluarkan suara ketika memakan keripik
Daftar Pustaka:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H