Mohon tunggu...
Gea Amanda Putri
Gea Amanda Putri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

Nama : Gea Amanda Putri NIM : 44523010052 Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr.Apollo,AK.,M.Si. Universitas Mercu Buana Meruya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tugas Besar 2_Diskursus Gaya Kepemimpinan Ki Hadjar Dewantara pada Upaya Pencegahan Korupsi

12 November 2023   10:35 Diperbarui: 12 November 2023   12:30 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adapun beberapa alasan mengapa Ki Hadjar Dewantara melakukan kepemimpinan untuk pencegahan korupsi yang menurutnya sudah tidak baik jika dibiasakan di negara ini kedepannya, berikut adalah alasan-alasannya: (Dewantara, K. H. 1939. Pendidikan Untuk Kemerdekaan. Yogyakarta: Majelis Luhur Persatuan Taman Siswa.)

geaamanda
geaamanda

1. Membangun Sistem Pengawasan yang Efektif 

Ki Hadjar Dewantara menyadari pentingnya sistem pengawasan yang efektif dalam mencegah korupsi. Ia mendukung pembentukan lembaga-lembaga pengawasan yang independen dan transparan guna mengawasi tindakan pemerintah dan para pemimpin. Ki Hadjar Dewantara juga mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan. Dalam pandangannya, keberadaan sistem pengawasan yang kuat dan transparan dapat mengurangi celah kecurangan dan peluang terjadinya korupsi. 

2. Keberpihakan kepada Rakyat 

Beliau selalu menempatkan kepentingan rakyat di atas segalanya. Ia percaya bahwa pemimpin sejati harus mengutamakan kesejahteraan dan keadilan bagi seluruh rakyatnya. Dengan melakukan kepemimpinan yang adil dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat, Ki Hadjar Dewantara mengurangi peluang terjadinya korupsi yang biasanya timbul akibat ketidakpuasan dan ketidakadilan. Dalam pandangannya, pemimpin yang mengabdi kepada rakyatnya akan memprioritaskan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi atau golongannya sendiri.

3. Nilai Integritas dan moral sebagai fondasi 

 Ki Hadjar Dewantara menganggap integritas dan moral sebagai fondasi dalam kepemimpinannya. Ia menyadari bahwa pemimpin yang bertindak dengan integritas dan moral yang tinggi memiliki pengaruh besar dalam mencegah korupsi. Ki Hadjar Dewantara mempromosikan nilai-nilai seperti kejujuran, transparansi, dan keadilan kepada para pemimpin masa depan melalui pendidikan dan contoh nyata. Keyakinan pada nilai-nilai ini mendorongnya untuk melakukan kepemimpinan yang proaktif dalam mencegah korupsi dan membangun tata kelola yang baik.

Pemahaman terhadap pandangan Ki Hadjar Dewantara dapat memberikan landasan bagi masyarakat dan pemerintah untuk mengembangkan strategi pencegahan korupsi yang lebih efektif dan berkelanjutan di Indonesia. Dalam melakukan pencegahan korupsi ini, Ki Hadjar Dewantara melakukan pendekatan yang inklusif dan berbasis integritas. (Dewantara, K. H. 1953. Kumpulan Tulisan Pendidikan Ki Hadjar Dewantara, Jilid I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.)

geaamanda
geaamanda

1.  Pendekatan Inklusif Ki Hadjar Dewantara untuk Mencegah Korupsi 

  • Pendidikan sebagai Nilai Integritas, sebagai seorang pendidik, Ki Hadjar Dewantara memberikan perhatian besar pada pentingnya pendidikan yang menekankan nilai-nilai integritas kepada generasi muda. Melalui pendidikan yang berkualitas, ia berupaya membentuk karakter dan etos kerja yang kuat dalam diri para pemimpin masa depan. Dalam Taman Siswa, lembaga pendidikan yang ia dirikan, Ki Hadjar Dewantara menerapkan pendekatan holistik yang menggabungkan pembelajaran akademik dengan pengembangan sosial dan moral.  
  • Keterlibatan Masyarakat dalam Pencegahan Korupsi, Ki Hadjar Dewantara memahami pentingnya melibatkan masyarakat dalam upaya pencegahan korupsi. Ia mendukung partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pemantauan terhadap tindakan pemerintah. Ki Hadjar Dewantara mendorong terciptanya forum-forum dialog antara pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan transparansi dalam pengelolaan keuangan negara. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun