Mohon tunggu...
Askara Aksara
Askara Aksara Mohon Tunggu... Lainnya - tempat paling menyenangkan untuk berhitung dengan aksara

tidak hanya aku padamu, tetapi juga darimu untukku. selamat berpesta kata

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mimpi yang Harus Mencapai Puncak Kejadiannya!

25 Mei 2016   23:19 Diperbarui: 26 Mei 2016   14:44 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaimana tidak? Meskipun banyak orang yang mengatakan jika nilai bukanlah hal yang penting, lebih penting lagi softskillnya. Namun ada satu nasehat bapak yang saat itu aku lupakan, beliau pernah berkata seperti ini “Bapak memang tidak begitu paham dengan kegiatanmu di sekolah. Meamng nilai tidak penting untuk mereka, tapi untuk bapak dan ibu, nilai itu adalah salah satu cara kami mengetahui kalau kamu benar-benar belajar disana. 

Kamu tidak main-main saja di sekolah”.Begitulah kira-kira kata beliau waktu itu ketika saat itu juga nilai rapor SMA-ku turun. Dari situ aku baru memahami jika memang nilai tidak penting untuk mereka yang mengatakan hal itu, tapi yang pasti untuk aku yang masih anak dari bapak dan ibu, nilai adalah salah satu bentuk tanggung jawabku pada mereka.

Setelah menjadi cincang, untuk menyatukan diriku lagi perlu waktu yang tidak sebentar. Usahaku untuk kembali membuat senyum mereka terkembang lagi lebih menggebu dari sebelumnya. Tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi aku juga berusaha untuk mengasah softskillku dengan aktif di beberapa kegiatan di kampus. Hal ini lebih menyita waktu dan tenaga memang, tapi Tujuan yang spesial harus dilakukan dengan perjuangan yang lebih spesial.Alhamdulillah di tahun ketiga nilaiku bisa lebih baik dari sebelumnya. Tidak hanya karena segala usahaku saja, tetapi mereka (orang tuaku) juga ikut membantuku dengan do’anya. (Belum sampai aku memenuhi harapan mereka yang satu ini, tetapi mereka tetap setia untuk ada dimanapun aku ada).

Untuk satu rencana ini aku masih berjalan, terkadang berlari, tidak jarang pula melompat dan terpeleset, tapi begitulah aku. Untuk senyum mereka dan tidak adanya lagi rasa kecewa dari mereka, aku akan berusaha keras dan cerdas. Untuk senyum dan bahagia mereka, untuk suksesnya aku nantinya. Terimakasih untuk semuanya. (sangat bahagia bukan wajah mereka di foto?)

c360-2015-07-17-07-34-21-335-5745cdb72023bddd08548eaf.jpg
c360-2015-07-17-07-34-21-335-5745cdb72023bddd08548eaf.jpg
Unlimit8 memang bukan sesuatu yang bisa digapai hanya dengan sekali tebas. Butuh waktu, perasaan yang kuat, iman yang tangguh, otak dan hati yang lebih banyak beriringan, juga sabar yang tiada hentinya. Begitupula dengan rencana ketiga, katakan apa yang terjadi hari ini?Salah jika kalian menganggap aku hanya menuruti dan terlalu patuh pada kedua orang tuaku hingga aku tidak punya waktu untuk memikirkan diriku sendiri. Salah jika kalian menganggap aku anak mama, tidak, aku bukan tipe anak yang seperti itu.

 Aku juga bukan anak yang sangat bandel, aku hanya anak biasa yang pendiam dan acuh dengan keluarga. Namun baru-baru ini aku menyadari jika aku diam-diam memperhatikan mereka. Buktinya aku melakukan apa yang mereka harapkan padaku. Dan selalu seperti itu. Dan itu membuatku mendapatkan kebahagiaan tersendiri. 

Namun sayang, sifat pendiamku pada mereka masih belum berubah. Satu sifat ini menghambatku untuk dekat dengan keluargaku. Saking diamnya, aku bahkan sangat jarang bercerita pada mereka tentang hari-hariku, apa yang aku lakukan hari ini, atau sekedar menanyakan kabar. Aku sangat jarang mengatakan hal itu. karenanya dari dua rencana sebelumnya, rencana ini yang paling sulit. Aku yang paling sulit berkomunikasi dengan keluargaku sendiri, tetapi cukup baik dalam berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana ini bisa terjadi? Jangan tanya, aku sendiri tidak tau jawabannya. Akan tetapi rencana cadangan telah aku siapkan. 

Untuk rencana katakan apa yang terjadi hari ini?aku melakukannya pelan-pelan dengan menulis surat harian untuk keluargaku pada sebuah buku yang mungkin suatu saat aku bisa menceritakan seluruh isinya kepada mereka. selain itu juga, aku mulai sedikit berani menanyakan kabar mereka. itu saja sampai sekarang. Do’akan saja jika aku bisa melewati tahap ini. Do’akan saja aku bisa mencapai semuanya ini. Untuk senyum dan bahagia bapak dan ibu, untuk tidak ada lagi kecewa di sana, untuk bakti yang bukan hanya abdi tetapi mencapai abadi.

Unlimt8 dream, mimpi tiada batas dan sangat luas. satu mimpi dari gabungan mimpi. seperti potongan puzzle yang pelan-pelan menyatu dan siap menunjukkan dirinya.

selamat melanjutkan mimpi!

Bogor, 25 Mei 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun