Kolese Kanisius Jakarta, sebagai salah satu sekolah terkemuka di Indonesia, memiliki reputasi unggul tidak hanya dalam bidang akademik, tetapi juga dalam pengembangan karakter dan bakat siswa melalui berbagai kegiatan seni dan olahraga dalam berbagai acara sekolah, komunitas, dan tentunya ekstrakurikuler. Salah satu ekstrakurikuler ternama yang telah menciptakan sejarah yang sangat panjang adalah Canisius Wind Ensemble (CWE). Ekskul ini telah memberikan dampak besar bagi siswa, sekolah, bahkan masyarakat luas. CWE kini telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sekolah dan terus berkembang secara bertahap.
Awal mula CWE
CWE awalnya dikenal dengan nama Fanfare, yang berarti komposisi musik pendek dengan suasana semangat yang umumnya dimainkan dengan alat musik dari tembaga (brass) seperti trumpet, trombone, french horn, dan tuba. Terbentuknya Fanfare ini tidak lepas dari inspirasi Pater E. Baskoro Poedjinoegroho, SJ, yang melihat potensi besar dari musik tiup setelah menyaksikan penampilan Wacana Bhakti Orchestra dari Kolese Gonzaga. Namun, Pater Bas menginginkan sesuatu yang berbeda dari format orkestra tradisional maupun marching band. Maka, pada Agustus 2000, lahirlah Fanfare dengan format symphonic band, sebuah ansambel musik tiup yang terdiri dari anggota instrumen woodwind, brass, dan perkusi.
Pada awal berdirinya, Fanfare bertujuan untuk mengisi kekosongan dalam bidang musik tiup di Kolese Kanisius, yang pada saat itu hanya memiliki paduan suara dan ansambel gitar. Terbentuk sebagai bagian dari upaya sekolah untuk mendukung pengembangan siswa di bidang non-akademik, Fanfare dengan cepat menarik perhatian, baik dari kalangan siswa maupun publik. Penampilan pertamanya di acara-acara internal sekolah, seperti CC Edufair dan upacara 17 Agustusan mendorong Fanfare untuk dikenal sebagai ansambel yang berpotensi besar.
Tepat pada 17 Juni 2004, Fanfare resmi berganti nama menjadi Canisius Wind Ensemble (CWE). Perubahan ini tidak hanya sekadar mengganti nama, tetapi juga menandai era baru bagi ekskul musik tiup ini. Peresmian nama baru tersebut dilakukan oleh Pater Rektor Aziz Mardopo, SJ, bersama dengan Pater E. Baskoro P. SJ. Acara ini dirayakan dengan sebuah konser kecil di aula lantai 4 SMA Kolese Kanisius yang turut dihadiri oleh delegasi dari Istana, orang tua murid, dan perwakilan dari sekolah-sekolah sekitar.
Era baru CWE menjadi simbol dari ketekunan, dedikasi, dan semangat para siswa Kolese Kanisius. CWE telah menjadi bagian penting dari identitas sekolah, mengajarkan nilai-nilai kerja keras, disiplin, dan kerjasama kepada setiap anggotanya. Dengan terus berinovasi, CWE akan mampu melahirkan individu-individu yang tidak hanya berbakat dalam bermusik, tetapi juga memiliki karakter unggul yang siap berkontribusi bagi masyarakat luas.
Dalam perjalanan kariernya, CWE telah melalui berbagai pergolakan. Di awal 2000-an, CWE sempat menghadapi tantangan dengan jumlah anggota yang sangat terbatas. Pada satu masa, anggotanya bahkan kurang dari 20 orang. Namun, semangat yang kuat dari para anggota serta dukungan penuh dari sekolah dan alumni membuat CWE terus bertahan. Hingga saat ini, CWE telah berkembang pesat dengan keanggotaan yang hampir mencapai 40 siswa, serta terus mempersembahkan penampilan-penampilan berkualitas.
Prestasi-prestasi CWE
Seiring berjalannya waktu, CWE semakin mengangkat posisinya sebagai salah satu ansambel musik tiup di Indonesia yang beranggotakan siswa SMA. Prestasi demi prestasi berhasil diraih oleh CWE, mulai dari penampilan di acara-acara sekolah hingga undangan untuk tampil di panggung nasional dan internasional. Salah satu penampilan paling berkesan adalah pada 17 Agustus 2004 di Istana Negara, di mana CWE berkolaborasi dengan Persevera untuk mengiringi makan malam kenegaraan pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri.
Tidak hanya itu, CWE juga aktif dalam berbagai acara seni budaya, seperti penampilan di Art and Culture Exhibition yang diadakan oleh Departemen Kebudayaan Jakarta pada tahun 2005. Pengalaman tampil di panggung besar seperti Plaza Semanggi dan kolaborasi dalam berbagai acara penting lainnya, seperti Canisius Art Blast dan Solidarity Concert di Surabaya, semakin memperkaya perjalanan CWE.
Selain itu, CWE juga sering berpartisipasi dalam berbagai kegiatan sekolah seperti POR CC (Pekan Olahraga Kanisius) dan CC CUP, di mana mereka memberikan nuansa musik tiup yang mendukung semangat kompetisi. CWE bahkan menjadi bagian dari perayaan Andreas Parish Anniversary pada tahun 2006, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya aktif di acara sekolah, tetapi juga dalam kegiatan-kegiatan masyarakat.