Sangat banyak pemberitaan mengenai masalah tersebut, contohnya seperti yang di tulis oleh  Andi hardik pada artikel ini merupakan salah satu dampak negatif dari sosial media untuk anak tanpa pengawasan orang tua, di sana di sebutkan Seorang siswi kelas 6 Sekolah Dasar (SD) di Denpasar, Bali, diduga menjadi korban pencabulan oleh seorang pria yang baru dikenalnya melalui media sosial Facebook.
Ada juga contoh yang sudah di tulis oleh saudari Ariska Puspita Anggraini  di sini, di artikel tersebut disebutkan, misalnyaÂ
Beberapa fitur kuis di facebook akan meminta akses ke profil Anda. Adam Levin, pendiri The Global Indentity Protection and Data Risk dan sekaligus penulis buku Swiped, mengatakan bahwa fitur tersebut akan mengajukan beberapa pertanyaan lebih jauh mengenai data diri kita.
"Fitur-fitur tersebut murni untuk mengumpulkan data lewat pertanyaan keamanan," papar Adam Levin.
Lalu ada permintaan aneh dari teman di sosial media sosial, Meskipun Anda belum menerima permintaan pertemanan, jangan langsung mempercayai pesan aneh dari seseorang yang belum pernah kita temui. Hacker dapat menemukan password seseorang dan masuk ke akun mereka, lalu mengirim pesan kepada teman-temannya.
 Tidak hanya itu, ada juga penipuan di sosial media dan internet dengan kedok jual token untuk bermain game murah tapi ternyata tidak didapatkan, ada juga seorang anak yang menggunakan kartu debit orang tua mereka untuk melakukan top up game, dan masih banyak lagi masalah yang ada ketika anak tidak di awasi dan di dampingi.
Jika sudah seperti ini siapa yang salah?
Ingatlah jika orang tua merawat dan mendampingi anaknya dalam berbagai hal maka tidak akan ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
Jadi marilah kita mulai membatasi dan mengawasi anak, adik dan saudara kita yang masih di bawah umur, jaga mereka, dampingi, dan sayangi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H