Bukan juga persoalan alat musik yang lengkap atau tata cara ibadah yang rapi yang bisa membuat ibadah kita diterima oleh Tuhan.
Karena Tuhan melihat hati dan bukan apa yang ada di depan mata.
Jika kita bisa terlihat di depan mata setiap orang begitu luar biasanya ibadah yang kita lakukan tapi hati kita penuh dengan ketidak-pedulian terhadap sesama, egois, dan lain sebagainya, ibadah kita tentunya tidak berguna.
Dalam kitab Yakobus 1:27a tertulis bahwa ibadah yang murni dan tidak bercacat di hadapan Allah, Bapa kita, ialah mengunjungi yatim piatu dan janda-janda dalam kesusahan mereka.
Kepedulian terhadap sesama yang menderita adalah suatu bentuk ibadah yang sejati di hadapan Tuhan.
Kita bisa selalu dan setiap saat beribadah kepada Tuhan apabila kita tanamkan sikap peduli itu sebagai gaya hidup.
Seperti saat ini, ketika kita harus di rumah saja, menahan diri untuk tidak keluar kalau tidak perlu dan tidak melakukan hal-hal menyenangkan bersama teman-teman kita seperti biasa.
Lakukan semua itu karena kita peduli akan orang lain, juga akan keselamatan bangsa ini.
Dengan begitu, kita sudah melakukan ibadah di hadapan Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H