Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Jangan Takut Konflik

20 Juni 2021   23:07 Diperbarui: 20 Juni 2021   23:54 414
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Gerd Altmann from Pixabay

Mendengar kata konflik tentu akan langsung tergambar di benak kita suatu keadaan yang sangat tidak nyaman bagi sebuah hubungan atau keadaan.

Bagi beberapa tipe kepribadian tertentu bahkan sebisa mungkin menghindarinya karena tidak mau repot memikirkan masalah yang akan ditimbulkannya, belum lagi segala drama yang mengikutinya.

Namun sebenarnya, kita tidak bisa menghindari adanya konflik yang mau tidak mau pasti dan akan terjadi, terus menerus.

Mengapa?

Karena kita semua, sesama manusia di planet ini, memiliki nilai, pola pikir, gaya hidup dan karakter yang berbeda-beda.

Sedapat-dapatnya kita menghindari konflik, kita akan sampai di suatu titik dimana terdapat pertemuan dari setiap perbedaan yang ada tersebut dan akhirnya berpotensi menimbulkan konflik.

Titik pertemuan tersebut biasanya terjadi ketika kita telah menjadi dekat dengan seseorang, bisa dalam keluarga atau lingkaran pertemanan.

Kedekatan itu secara tanpa disadari akan membuka karakter kita yang sebenarnya. Apalagi jika ditambah dengan tingkat intensitas bertemu yang semakin sering. Sifat asli kita biasanya akan muncul.

Dan biasanya, ketika sifat asli setiap orang muncul, pintu ke arah konflik semakin terbuka lebar.

Kalau kita mencoba menghindarinya, konflik akan muncul dalam diri sendiri. Perasaan marah, kecewa, sebal, benci yang ditahan akan membawa kita menghindari komunitas sosial yang biasanya kita ikuti.

Jikalau kita terus membiasakan hal ini terjadi dalam kehidupan kita maka kita akan terus berputar-putar dalam hal yang sama dan cenderung mencari komunitas yang sempurna sesuai keinginan dan kemauan kita, yang biasanya jarang diketemukan.

Sebaiknya konflik tidak perlu dihindari, malah harus dihadapi.

Adanya konflik justru baik untuk kecerdasan emosi kita.

Kita akan terlatih ketika menghadapi serangan negatif dari orang lain tanpa terpancing untuk melakukan hal serupa karena tentunya kita sudah tahu dampaknya dari hal itu.

Kita juga akan mampu bersikap dewasa dalam mengontrol emosi kita sendiri. Bukan emosi yang menguasai kita tapi kitalah yang menguasai dan mengaturnya.

Kita juga akan mampu menghadapi banyak orang dengan beraneka ragam karakter. Dengan mengalami banyak konflik, kita jadi lebih tahu cara berhubungan dengan orang tipe A, B atau C dan seterusnya.

Dan yang lebih penting, kita akan belajar memaafkan dan menerima ketidak sempurnaan orang-orang di sekililing kita.

Dengan demikian, hidup kita akan semakin ringan karena tidak perlu lagi menghindari setiap konflik yang mau tidak mau akan terus ada.   

Jadi, selamat menikmati konflik!

 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun