Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Posting Artikel Sendiri di Media Sosial, Mau Pamer?

10 Juni 2020   14:44 Diperbarui: 10 Juni 2020   14:43 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Markus Winkler/Pixabay

Sebuah artikel, cerpen, dan produk-produk tulis menulis lainnya terlahir dari sebuah pemikiran dan perenungan dari si penulisnya.

Kata demi kata yang tertulis merupakan untaian kisah dan rasa yang bukan saja bisa memanjakan mata yang membacanya namun juga bisa memberi pemikiran dan cara pandang baru dalam kehidupan.

Setiap pemikiran dan perenungan tentu saja memerlukan upaya dan daya dalam melakukannya. Waktu, riset, banyak membaca, mendengar, mengamati adalah beberapa hal dari sekian banyak yang harus dilakukan untuk bisa mencapai titik pemikiran dan perenungan itu.

Sampai akhirnya terbitlah sebuah karya yang tertulis.

Setiap karya menjadi berguna buat sesama apabila bisa dipersembahkan ke tengah khalayak umum agar bisa dinikmati, dicermati dan dikritisi.

Media sosial adalah salah satu pintu bagi setiap penulis agar bisa membawa tulisannya kepada khalayak ramai.

Tentu saja sebagai pintu, media sosial tidak bisa memilah milah mana yang memenuhi syarat sehingga bisa melewatinya atau mana yang tidak. Semua mendapat kesempatan yang sama.

Karena pintu adalah sarana, bukan alat deteksi.

Dan ketika suatu karya yang tertulis akhirnya sampai kepada si pembaca maka hanya ia yang bisa memilih untuk membiarkan ide yang terdapat dalam tulisan itu merasuk ke dalam pikirannya atau hanya numpang lewat saja.

Sayangnya, tidak semua ide yang terdapat dalam suatu karya bisa memperkaya mental dan spiritual si pembaca. Ada yang malah bisa memporak porandakan bahkan membumi hanguskan apa yang sudah dibangun dalam mental dan spiritual si pembaca sebelumnya.

Si pembaca yang terasuk itu tentu saja akan mencoba menularkan idenya kepada yang lain, dalam komunitasnya dan lingkungannya, sampai akhirnya terciptalah efek domino.

Kalau sudah begini, siapa yang salah? Sukar untuk menjawabnya.

Satu hal yang pasti yaitu setiap penulis yang baik pasti akan menghasilkan karya yang baik pula. Seperti buah dari satu pohon. Kalau pohonnya terawat baik pasti akan menghasilkan buah yang baik dan tidak busuk sehingga orang yang menikmatinya akan merasa bersyukur.

Jikalau seorang penulis yakin bahwa tulisannya akan membawa kebaikan bagi setiap orang yang membacanya, tentu ia harus segera membagikannya.

Kenapa begitu?

Karena sesungguhnya di dalam pikiran setiap orang adalah sama seperti sebuah medan pertempuran. Pemikiran baik dan buruk selalu berusaha saling mengalahkan dan menjatuhkan.

Tugas para penulis yang baiklah yang bisa memberi asupan kepada pemikiran baik si pembaca sehingga ia bisa mengalahkan pemikiran buruknya.  

Tanggung jawab si penulis lah yang mewajibkan ia segera mengantarkan karya tulisannya yang baik ke pintu sehingga orang lain bisa membuka dan membacanya.

Tentu saja sinisme, negativisme dan isme-isme buruk lainnya akan segera datang menyerang. Baik yang terucap maupun yang hanya berbentuk sebuah pemikiran.

"Norak banget sih posting sana sini, kayak tulisannya bagus aja, mau pamer kali ya."

Inilah medan peperangan dalam pikiran. Tidak terkecuali dalam pikiran seorang penulis.

Yakinlah setiap orang yang melakukan kebaikan pasti akan membuahkan kebaikan lainnya.

Demikian juga tulisan yang baik pasti akan membawa kebaikan. Apapun bentuk kebaikan itu.

Media sosial adalah seperti sebuah pintu dan setiap orang mendapat kesempatan yang sama ketika mau lewat ke baliknya.

Baik itu pedagang, pembuat konten video, motivator, pemuka agama, dan banyak lagi yang lainnya.

Termasuk, tentu saja , seorang penulis.

Hantarkanlah kebaikan dalam bentuk tulisan ke baliknya.

Dan jikalau terucap pertanyaan dari seseorang di balik pintu.

"Mau pamer ya?"

Jawab saja.

"Iya. Pamer kebaikan."

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun