Si pembaca yang terasuk itu tentu saja akan mencoba menularkan idenya kepada yang lain, dalam komunitasnya dan lingkungannya, sampai akhirnya terciptalah efek domino.
Kalau sudah begini, siapa yang salah? Sukar untuk menjawabnya.
Satu hal yang pasti yaitu setiap penulis yang baik pasti akan menghasilkan karya yang baik pula. Seperti buah dari satu pohon. Kalau pohonnya terawat baik pasti akan menghasilkan buah yang baik dan tidak busuk sehingga orang yang menikmatinya akan merasa bersyukur.
Jikalau seorang penulis yakin bahwa tulisannya akan membawa kebaikan bagi setiap orang yang membacanya, tentu ia harus segera membagikannya.
Kenapa begitu?
Karena sesungguhnya di dalam pikiran setiap orang adalah sama seperti sebuah medan pertempuran. Pemikiran baik dan buruk selalu berusaha saling mengalahkan dan menjatuhkan.
Tugas para penulis yang baiklah yang bisa memberi asupan kepada pemikiran baik si pembaca sehingga ia bisa mengalahkan pemikiran buruknya. Â
Tanggung jawab si penulis lah yang mewajibkan ia segera mengantarkan karya tulisannya yang baik ke pintu sehingga orang lain bisa membuka dan membacanya.
Tentu saja sinisme, negativisme dan isme-isme buruk lainnya akan segera datang menyerang. Baik yang terucap maupun yang hanya berbentuk sebuah pemikiran.
"Norak banget sih posting sana sini, kayak tulisannya bagus aja, mau pamer kali ya."
Inilah medan peperangan dalam pikiran. Tidak terkecuali dalam pikiran seorang penulis.