2. Mengerjakan hal-hal sederhana yang bisa membuat kita gembira
Kegembiraan itu tidak selalu harus berupa hal-hal yang mewah dan luar biasa. Kadang dengan melakukan hal-hal kecil yang sederhana bisa membuat hati kita tenang dan gembira seperti berolahraga ringan di halaman rumah, memandang tumbuhan hijau yang ditanam di pekarangan rumah sampai melakukan hobi yang tidak sempat dilakukan dahulu karena kesibukan kita. Carilah hal-hal sederhana itu dan lakukanlah.
3. Tetap menjaga pikiran tetap positif
Tidak mudah memang menjaga pikiran tetap positif di masa-masa sulit seperti ini tapi hal ini memang harus dilakukan. Apabila pikiran negatif menyerang, segeralah mengalihkan ke hal lain, seperti menelpon atau video call sahabat dan keluarga dekat, menonton film komedi atau bernyanyi, berdoa dan membaca buku-buku rohani, dan lain sebagainya. Dengan menjaga pikiran tetap positif, kita akan terhindar dari stress dan depresi yang berkepanjangan.
Kita memang tidak tahu apakah semua ini konspirasi atau bukan, dan mungkin kita tidak akan pernah tahu.
Wabah yang muncul setiap seratus tahun sekali pun ternyata tidak semua terbukti kebenarannya. Salah satu buktinya, wabah yang mematikan tetap muncul meski tidak dalam kurun waktu seratus tahun sekali seperti wabah Ebola pada tahun 2014.
Namun hal ini bukanlah yang terpenting saat ini.
Yang terpenting adalah kita harus tetap melanjutkan hidup dan mengolah psikis, mental dan spiritual kita agar siap menghadapi situasi terburuk dari pandemi ini.
Karena justru rasa khawatir yang berlebih akan memperlemah imunitas kita sehingga gampang diserang berbagai penyakit.
Maka dari itu, mari kita bersama menyebarkan ketenangan dan dukungan buat lingkungan sekitar kita. Itulah modal utama kita untuk kembali bisa bangkit meski masa sukar masih belum tahu kapan akan berakhir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H