Akhirnya, Presiden Joko Widodo memberikan instruksi akan melarang mudik lebaran tahun 2020 ini, dikarenakan belum terkendalinya penyebaran virus Corona di Indonesia.
Dengan pelarangan ini diharapkan bisa menekan penyebaran virus Corona dari daerah epicentrum ke daerah-daerah lain di Indonesia.
Dari keterangan Presiden Joko Widodo ternyata disinyalir masih ada sekitar 24 % masyarakat yang masih ingin mudik. Jumlah yang masih cukup besar sehingga mau tidak mau Pemerintah mengeluarkan himbauan ini.
Setelah dikeluarkannya himbauan ini, pasti ada seribu satu alasan orang masih tetap akan mudik atau memaksakan diri untuk mudik. Entah karena memang sudah menjadi kebiasaan yang susah dihilangkan, kangen kepada keluarga di kampung halaman sampai masalah ekonomi akibat di PHK.
Di sisi lain, para pemilik Perusahaan Otobus (PO) yang bergerak di bidang jasa transportasi bus semakin menjerit. Sudah sedari awal sejak kasus pandemi Corona ini mewabah di Indonesia, mereka sudah merasakan dampaknya dan sekarang ditambah dengan dibatalkannya mudik menjadikan mereka semakin sengsara.
Semua hal ini menjadikan apapun keputusan yang diambil untuk menangkal virus Corona ini seperti memakan buah simalakama. Tidak ada yang berakhir baik dan bisa menyenangkan semua pihak.
Tentunya kita semua ingin wabah virus Corona ini segera berakhir, dapat diatasi sehingga keadaan dapat perlahan kembali normal.
Anak-anak kembali bisa bersekolah secara offline, perusahaan-perusahaan kembali beraktivitas, mal dan pusat perbelanjaan kembali dibuka serta paket jalan jalan ke luar negeri pun kembali diminati.
Roda perekonomian di negara ini memang harus segera dijalankan kembali. Masyarakat butuh uang untuk melangsungkan kehidupan mereka.
Namun, harapan tetap akan menjadi harapan dan tidak akan menjadi kenyataan kalau tidak ada usaha untuk mewujudkan harapan itu.