Agar tercipta suatu hubungan komunikasi yang baik dibutuhkan gaya komunikasi yang bisa dipahami oleh semua pihak, artinya penjelasan yang dilakukan oleh satu pihak harus dapat dipahami oleh pihak lain sehingga dapat meminimalisasikan salah pengertian dari pihak lain.
Karena ketika kesalah-mengertian dibiarkan dan tetap di eksekusi dalam sebuah keputusan maka di kemudian hari akan mengakibatkan dampak sosial yang akan merugikan semua pihak. Sikap permusuhan dan saling curiga salah satunya.
Rupanya saat ini virus Corona bisa menjadi 'jembatan' yang baik buat Satpol PP dan masyarakat.  Jurang komunikasi yang dalam bisa disatukan lewat pengalaman  yang sama dalam menghadapi virus ini.
Virus Corona bisa menyerang siapa saja. Tidak ada keberpihakan. Semua lapisan masyarakat mengalaminya. Dan ketika semua orang merasa terancam hanya satu bahasa yang dapat dimengerti yaitu bahasa kepedulian.
Hanya dengan bahasa kepedulian, kita bisa mengalami kekuatan di tengah keterpurukan saat ini karena sesungguhnya inilah yang manusia paling butuhkan dalam hidup yaitu kepedulian.
Dengan bahasa kepedulian, manusia kembali menggunakan rasa kemanusiaan nya dalam memandang segala sesuatu. Rasa kemanusiaan yang mungkin dulu sempat hilang karena ketamakan, kedudukan , kemewahan dan kekuasaan.
Dan bahasa kepedulian itu dipakai saat adanya interaksi antara Satpol PP dan masyarakat seperti yang terlihat hari ini.
Pertanyaannya sekarang adalah sampai kapan bahasa kepedulian ini akan bertahan. Apakah nanti setelah wabah virus Corona ini berakhir, akan berakhir juga bahasa tersebut dan kembali menggunakan bahasa lama yang kembali membuat jurang pemisah.
Harus diingat bahwa kita semua adalah rakyat Indonesia yang sama, baik Satpol PP maupun masyarakat luas. Saat ini , kita semua berjuang untuk mengalahkan Virus Corona, satu perjuangan yang memang harus dilakukan oleh semua pihak, tanpa kecuali.
Tapi nanti, setelah wabah ini berhenti, kita tetap akan berjuang untuk tujuan yang lebih mulia yaitu menjadikan bangsa Indonesia sebuah bangsa yang sejajar dengan bangsa bangsa lain dalam pendidikan, kehidupan , kesempatan dan lain lain dan itu dibutuhkan peran serta yang lebih kuat lagi dari semua lapisan masyarakat, harus lebih solid dari perjuangan kita melawan virus Corona saat ini.
Tidak ada bangsa yang bisa maju kalau rakyatnya terpecah belah. Sama seperti sebuah sapu lidi, satu sapu lidi mudah patah tapi banyak sapu lidi diikat jadi satu tidak gampang patah dan pengikatnya adalah bahasa kepedulian yang saat ini sedang kita lakukan. Â