Mohon tunggu...
Gideon Budiyanto
Gideon Budiyanto Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Manusia pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Social Distancing dan Budaya Berkumpul Masyarakat Indonesia

21 Maret 2020   12:46 Diperbarui: 21 Maret 2020   13:01 1370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Virus Covid-19 semakin mewabah di sebagian besar wilayah Republik Indonesia. Sekolah sekolah mulai diliburkan dan para murid diarahkan untuk belajar dari rumah. Gubernur DKI Jakarta, Pak Anies Baswedan juga sudah memerintahkan semua kantor di wilayah DKI Jakarta  untuk tutup sementara waktu dan melakukan WFH (Work From Home) untuk para karyawannya, sementara agenda acara yang melibatkan massa ditiadakan, pengunjung mal dan pusat perbelanjaan pun turun sampai 50 persen. 

Sementara itu,pada hari Jumat, 20 Maret 2020, di Indonesia sudah tercatat pasien terkonfirmasi terpapar virus Covid-19 ada sebanyak 369 kasus dan secara global tercatat 244,523 kasus.

Presiden Jokowi pun sudah mengarahkan untuk melakukan social distancing yaitu menghindari bersentuhan dengan orang lain, menjaga jarak dan tidak berdekatan, menjauhi kerumunan dan melakukan aktivitas kerja,belajar dan beribadah di rumah. Ini dilakukan untuk menekan penyebaran virus tersebut yang sangat mudah menular.

Selain menjaga diri sendiri supaya tidak terpapar virus tersebut, menjaga orang lain juga sangat diperlukan. Beberapa waktu yang lalu, masih terlihat di tempat tempat publik dan angkutan umum, orang yang  batuk atau bersin tidak menutup dengan lengan atau saputangan melainkan menutup dengan telapak tangan atau dibiarkan terbuka sama sekali, masker pun terlihat tidak dipakai, sebaliknya orang yang terlihat sehat dan tidak bersin atau batuk terlihat menggunakan masker. Hal ini sebenarnya sangat di sayangkan karena tujuan dan fungsi masker sesungguhnya untuk yang sakit agar tidak memaparkan virusnya kepada orang lain dan bukan sebaliknya.

Penggunaan hand sanitizer juga sangat penting ketika tidak memungkinkan untuk mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, oleh sebab itu, di beberapa titik pusat perbelanjaan dan mal serta angkutan umum di letakkan hand sanitizer untuk dipergunakan oleh masyarakat yang sedang beraktifitas di sana namun oleh beberapa oknum malah dicuri atau dikosongkan untuk refill hand sanitizer miliknya sendiri. Kepentingan umum dikorbankan untuk kepentingan pribadi.

Melihat contoh contoh di atas ternyata masih ada segelintir orang yang kurang memahami artinya hidup bermasyarakat. Tidak menyadari bahwa kesehatan itu adalah hak setiap orang dan bukan miliknya sendiri. 

Di saat saat seperti ini justru peran serta seluruh lapisan masyarakat Indonesia diperlukan untuk menanggulangi penyebaran virus ini , semua harusnya bersatu padu sehingga penularan virus apapun bisa segera diatasi, bukankah Indonesia adalah kita semua?

Oleh sebab itu, pada saat saat ini penting sekali untuk setiap lapisan masyarakat saling bahu membahu untuk menekan penyebaran virus Covid-19 ini. Setiap anjuran Pemerintah sebaiknya ditaati dan dilakukan. 

Tunjukkanlah kepada dunia identitas bangsa Indonesia yang sesungguhnya yaitu bangsa yang meskipun berbeda suku dan agama tapi bisa tetap bersatu padu, yang dalam hal ini, melawan virus Covid-19.

Internet dan social distancing

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang suka berkumpul karena nilai kekerabatan yang kuat di dalamnya, entah dalam acara acara keluarga, arisan bersama, event event kelompok kelompok sosial, dan lain lain. 

Dalam perkumpulan itu biasanya dibahas berbagai isu isu yang ada, di dalam kelompok atau keluarga nya sampai negara yang nun jauh di sana. Meski budaya berkumpul secara daring lebih sering dilakukan tapi tak dapat dipungkiri,dengan berkumpul secara fisik akan lebih menyenangkan dan ‘hidup’ meski tetap dalam kegiatan berkumpul itu, ponsel dan sosial media tidak bisa terlepas dari genggaman tangan dan pandangan mata.

Ketika semua berkumpul, setiap orang mau terlihat baik, terlihat sehat, terlihat sukses, dan lain sebagainya. Tuntutan sosial lah yang mengakibatkan orang pandai menutupi keadaan dalam dirinya ketika berkumpul dengan teman, rekan atau keluarganya karena tidak ada yang mau terlihat lemah dan tidak berdaya ketika di sandingan dengan manusia lain. 

Hal ini juga yang bisa membawa dampak buruk bagi kesehatan, jasmani maupun rohani. Tidak ada yang tahu apakah saat berkumpul itu ada yang sedang sakit, kecuali yang memang terlihat, atau membawa masalah berat dalam hidupnya.

Karena itu, memang diperlukan tindakan social distancing dalam menghadapi penyebaran virus Covid-19 yang semakin mewabah ini, selain tentunya menjaga kesehatan pribadi dan orang sekitarnya. 

Tidak ada yang mau disalahkan atau dituduh menyebarkan virus ketika salah satu dari kelompoknya terpapar penyakit. Dengan saling menjaga jarak, setiap orang dapat membantu orang lain untuk menjaga kesehatan masing masing.

Saat seperti inilah internet memang sangat diperlukan, bukan saja untuk sekedar browsing dan main game tapi untuk berkomunikasi. Social distancing digantikan dengan Online communicating. Suatu cara yang memang sudah terbiasa sebelumnya hanya saat ini intensitasnya lebih ditingkatkan.

Kalau waktu yang lalu, orang begitu sibuk dengan dunia daring dan sosial media nya walau saat berkumpul atau acara kebersamaan meski virus Covid-19 belum eksis, apalagi saat ini yang memang diperlukan untuk kepentingan masyarakat luas. 

Mungkin masih ada yang belum terbiasa untuk menjaga jarak atau meniadakan acara kumpul bersama bila tidak diperlukan, namun sesungguhnya manusia selain makhluk sosial juga makhluk yang adaptif, bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya.  

Social distancing diperlukan sampai nanti setelah virus mereda dan keadaan kembali seperti sedia kala. Dan di saat manusia bisa kembali mengadakan acara kumpul bersama dan pertemuan secara fisik kembali bisa di akses secara bebas mungkin saat itu manusia bisa lebih menghargai dan menghormati manusia lainnya dengan mematikan atau menjaga jarak sementara dengan dunia daring dan sosial medianya.

Selain itu, dengan social distancing, waktu lebih banyak akan dihabiskan di rumah bersama keluarga dan orang terdekat, hal hal yang sudah lama mungkin tidak dilakukan karena kesibukan dan hiruk pikuk kehidupan. 

Kualitas waktu bersama sama akan semakin meningkat dan ketika itu terjadi maka akan melahirkan keluarga yang kuat dan ketika keluarga kuat maka bangsa pun juga menjadi kuat karena elemen terkecil suatu bangsa adalah keluarga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun