Mohon tunggu...
Gabriela Catherine
Gabriela Catherine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Gabriela Catherine NIM: 43222010046 Jurusan : Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   18:45 Diperbarui: 14 Desember 2023   18:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berikut beberapa contoh bagaimana nilai-nilai moral dapat diintegrasikan dalam pemberantasan korupsi:

  • Polisi yang tegas dan konsisten
  • Pemolisian yang ketat dan konsisten dapat memberikan efek jera bagi pelaku korupsi. Efek jera ini dapat diciptakan dengan mendasarkan penegakan hukum pada nilai-nilai moral seperti keadilan dan kejujuran.
  • Membangun budaya anti korupsi
  • Membangun budaya antikorupsi dapat dilakukan dengan memperkenalkan nilai-nilai moral antikorupsi ke dalam masyarakat. Nilai-nilai moral antikorupsi tersebut dapat didorong melalui pendidikan, informasi dan kampanye.
  • Peran pemimpin dalam pemberantasan korupsi
  • Dalam pemberantasan korupsi, pemimpin dapat menjadi teladan bagi masyarakat. Pemimpin dapat menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi dengan menerapkan nilai-nilai moral dalam penyelenggaraan pemerintahan.

Kesimpulan

Penerapan hedonistic calculus dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pemberantasan korupsi. Teori ini dapat menjelaskan mengapa korupsi merupakan suatu hal yang buruk dan harus dihindari. Selain itu, hedonistic calculus dapat memberikan panduan untuk memberantas korupsi, seperti mendorong transparansi dan akuntabilitas, memperkuat penegakan hukum, dan menumbuhkan pendidikan dan kesadaran masyarakat.

Namun menerapkan hedonistic calculus untuk memberantas korupsi juga menghadapi tantangan. Tantangan-tantangan ini termasuk misalnya.

  • Kompleksitas korupsi
  • Sulitnya mengukur kebahagiaan atau ketidakbahagiaan
  • Perbedaan nilai moral
  • Kekuatan korupsi

Untuk mengatasi tantangan tersebut, langkah-langkah berikut harus diambil:

  • Memahami kompleksitas korupsi
  • Kembangkan metode untuk mengukur kebahagiaan atau ketidakbahagiaan
  • Mengintegrasikan nilai-nilai moral untuk memberantas korupsi

Dengan mengatasi tantangan-tantangan tersebut, penerapan hedonistic calculus dapat menjadi salah satu cara untuk memerangi korupsi dan menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Berikut beberapa saran penerapan hedonistic calculus dalam upaya pemberantasan korupsi ke depan:

  • Pemerintah harus melakukan kajian menyeluruh untuk memahami kompleksitas korupsi di Indonesia. Berbagai pemangku kepentingan termasuk peneliti, praktisi dan masyarakat harus dilibatkan dalam penelitian ini.
  • Pemerintah perlu mengembangkan metode yang lebih komprehensif dan akurat untuk mengukur kebahagiaan atau ketidakbahagiaan. Metode pengukuran ini harus mampu mengukur kebahagiaan atau ketidakbahagiaan secara kuantitatif dan kualitatif.
  • Pemerintah harus mengintegrasikan nilai-nilai moral untuk memberantas korupsi. Nilai-nilai moral tersebut harus menjadi landasan dalam membangun hukum dan budaya antikorupsi yang kuat dan konsisten.

Dengan menerapkan rekomendasi tersebut, maka penerapan hedonistic calculus dalam pemberantasan korupsi di Indonesia bisa lebih efektif dan berhasil.

Sumber :

Bentham, Jeremy. 1789. An Introduction to the Principles of Morals and Legislation. New York: Oxford University Press.

Kaufmann, Daniel, Aart Kraay, and Massimo Mastruzzi. 2010. The Worldwide Governance Indicators: Methodology and Analytical Issues. World Bank Policy Research Working Paper No. 5430.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun