Mohon tunggu...
Gabriela Catherine
Gabriela Catherine Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Mercu Buana

Nama: Gabriela Catherine NIM: 43222010046 Jurusan : Akuntansi Kampus: Universitas Mercu Buana Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi dan Etik UMB Dosen : Prof.Dr.Apollo,Ak.,M.Si.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Jeremy Bentham's Hedonistic Calculus dan Fenomena Kejahatan Korupsi di Indonesia

14 Desember 2023   18:45 Diperbarui: 14 Desember 2023   18:45 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kedekatan: Manfaat penggunaan jabatan untuk mengeluarkan proyek di luar jabatannya dapat dicapai dengan cepat, yaitu setelah pejabat tersebut menerima proyek tersebut.

Pihak berwenang menaikkan harga pembelian barang dan jasa. Kegiatan ini dapat mendatangkan keuntungan yang besar bagi pejabat, yaitu selisih antara harga riil dan harga yang digelembungkan. Manfaat ini bisa bertahan lama, yakni selama pejabat tersebut masih menjabat. Langkah ini juga bisa dilakukan dengan cepat, yakni ketika pejabat melakukan kenaikan harga.

 Intensitas: Keuntungan dari melakukan markup pada saat memperoleh barang dan jasa adalah selisih harga antara harga sebenarnya dan imbalannya. Perbedaan harga itu bisa menghasilkan uang yang cukup banyak.

 Durasi : Manfaat kenaikan harga pengadaan barang dan jasa dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama, yaitu. selama pejabat tersebut tetap memegang jabatannya.

kedekatan: Keuntungan dari kenaikan harga pengadaan barang dan jasa dapat dicapai dengan cepat, yaitu ketika lembaga menaikkan harga.

Contoh korupsi di atas menunjukkan bahwa korupsi dapat dilatarbelakangi oleh keuntungan pribadi atau kelompok. Keuntungan besar yang diperoleh dalam jangka panjang dan cepat dapat meningkatkan insentif bagi pelaku korupsi untuk melakukan korupsi.

Pembahasan Jeremy Bentham tentang perhitungan hedonistic berkaitan dengan evaluasi kebahagiaan dan penderitaan dalam konteks penilaian moral. Terkait dengan tindak pidana korupsi, penilaian ini dapat mencerminkan dampak positif dan negatif korupsi terhadap kebahagiaan masyarakat.

  • Niat: Memperkirakan seberapa besar kebahagiaan atau penderitaan yang ditimbulkan oleh korupsi. Faktor-faktor seperti besarnya dana yang terlibat dan dampaknya terhadap para pihak harus dipertimbangkan.
  • Durasi: Durasi dampak penderitaan karena nasib atau kerusakan. Apakah dampaknya jangka pendek atau jangka panjang dan bagaimana pengaruhnya terhadap masyarakat dalam jangka waktu tertentu.
  • Kepastian: derajat kepastian bahwa kebahagiaan atau penderitaan akan diakibatkan oleh tindakan korupsi. Kejelasan mengenai konsekuensi dapat mempengaruhi cara masyarakat merespons korupsi.
  • Harta: Hubungan erat antara korupsi dengan kebahagiaan atau penderitaan. Faktor ini mencakup sejauh mana kegiatan tersebut mempunyai dampak langsung terhadap masyarakat.
  • Kelicikan: Kemungkinan tindakan koruptif menimbulkan dampak tambahan, baik positif maupun negatif. Bagaimana tindakan tersebut dapat memicu kejadian atau tindakan baru yang mempengaruhi kebahagiaan atau penderitaan.
  • Murni: Bagaimana kebobrokan yang murni menghasilkan kebahagiaan tanpa penderitaan atau sebaliknya. Penilaian ini mengacu pada apakah kebahagiaan yang dihasilkan dapat menimbulkan konsekuensi negatif.
  • Jumlah (ruang lingkup): Sejauh mana jumlah orang yang terlibat atau terkena dampak korupsi dapat mempengaruhi tingkat kebahagiaan atau penderitaan masyarakat secara umum.

Dalam konteks kejahatan korupsi, pendekatan ini dapat membantu menganalisis dampak moral dan sosial dari korupsi, mengingat konsekuensi hedonistik yang dapat terjadi pada tingkat individu dan kolektif.

Pandangan kritis terhadap hedonistic calculus dapat memberikan kontribusi terhadap pemahaman kita tentang korupsi dalam beberapa hal, yaitu:

Pendapat kritis bahwa hedonistic calculus terlalu sederhana dapat mempengaruhi kita untuk lebih memahami kompleksitas moralitas manusia. Korupsi merupakan fenomena yang kompleks dan tidak dapat dijelaskan hanya dengan satu teori etika saja. Pandangan kritis terhadap hedonistic calculus dapat membantu kita melihat bahwa korupsi dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk faktor ekonomi, sosial, budaya, dan politik.

Pandangan kritis bahwa hedonistic calculus gagal pada nilai-nilai moral tertentu dapat mempengaruhi kita untuk lebih memahami peran nilai-nilai moral dalam upaya pemberantasan korupsi. Nilai-nilai moral seperti keadilan, kejujuran dan keterbukaan dapat berperan penting dalam mencegah korupsi. Pandangan kritis terhadap kalkulus hedonistik dapat membantu kita memahami bahwa nilai-nilai moral harus diintegrasikan dalam pemberantasan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun