Mohon tunggu...
Hamid El Gazel Saefulloh
Hamid El Gazel Saefulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 23107030133

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

X

23 Februari 2024   22:47 Diperbarui: 10 Maret 2024   03:48 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perubahan Nama Twitter yang Kini Menjadi X

Sejak awal eksistensinya, Twitter telah menjadi platform yang sangat berpengaruh dalam budaya digital. Dengan batasan 280 karakter per posting, platform ini mendorong pengguna untuk menyampaikan pemikiran dan pandangan mereka secara singkat dan langsung. 

Dalam perjalanan panjangnya, Twitter telah mengalami banyak perubahan, baik dalam fitur-fiturnya maupun dalam penggunaan oleh masyarakat. Salah satu perubahan signifikan yang baru-baru ini terjadi adalah perubahan nama dari Twitter menjadi X. Dalam artikel ini, saya ingin berbagi pengalaman pribadi saya mengenai perubahan ini dan bagaimana hal itu mencerminkan transformasi identitas digital saya.

Saya telah menyaksikan evolusi platform ini dari dekat. Dari awalnya hanya sebagai tempat untuk berbagi pemikiran singkat, Twitter telah berkembang menjadi platform yang lebih kompleks, di mana orang dapat berdiskusi, berbagi berita, dan membangun jejaring sosial. Namun, di balik kemajuan teknologi dan fitur-fitur baru, Twitter juga menjadi tempat di mana identitas digital seseorang terbentuk dan berubah seiring waktu.

Ketika pengumuman tentang perubahan nama dari Twitter menjadi X pertama kali muncul, saya merasa bingung. Mengapa perlu ada perubahan nama seperti ini? Apa arti di balik perubahan ini? 

Namun, seiring dengan berjalannya waktu, saya mulai memahami bahwa perubahan ini jauh lebih dari sekadar pergantian nama. Ini adalah bagian dari upaya untuk merefleksikan transformasi yang sedang terjadi di dunia digital dan peran yang dimainkan oleh platform seperti Twitter dalam hal tersebut.

Salah satu aspek utama yang saya lihat dari perubahan ini adalah dorongan untuk membebaskan diri dari konotasi tertentu yang terkait dengan nama Twitter. Sebagai platform yang telah ada selama lebih dari satu dekade, Twitter telah menjadi saksi dari berbagai kontroversi, persepsi negatif, dan perubahan sosial yang terjadi di masyarakat. 

Dengan mengadopsi nama X, platform ini mencoba untuk memulai lembaran baru, tanpa beban dari masa lalu dan ekspektasi yang mungkin melekat pada nama Twitter.

Bagi saya secara pribadi, perubahan nama ini juga mencerminkan perjalanan identitas digital saya sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu, cara saya menggunakan Twitter telah berkembang, begitu juga dengan cara saya berinteraksi dengan platform ini. Awalnya, saya mungkin menggunakan Twitter hanya sebagai alat untuk menyampaikan pemikiran-pemikiran spontan atau berbagi tautan berita yang menarik. 

Namun, seiring dengan perubahan yang terjadi dalam hidup saya dan dunia di sekitar saya, Twitter juga menjadi tempat di mana saya menyampaikan pandangan-pandangan yang lebih matang, berpartisipasi dalam diskusi yang lebih mendalam, dan membangun koneksi dengan orang-orang yang memiliki minat dan nilai yang serupa.

Perubahan nama ini juga mengingatkan saya akan sifat yang dinamis dari identitas digital kita. Identitas digital bukanlah sesuatu yang tetap dan pasti, tetapi merupakan konstruksi yang terus berubah seiring dengan interaksi kita dengan berbagai platform dan konten online. Dengan mengadopsi nama X, Twitter menyoroti pentingnya fleksibilitas dan adaptabilitas dalam mengelola identitas digital, serta kesadaran akan bagaimana identitas tersebut dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal.

Namun, di balik semua perubahan dan transformasi, satu hal yang tetap konstan adalah peran Twitter -- atau sekarang X -- sebagai tempat di mana kita dapat berinteraksi, berbagi, dan belajar satu sama lain. Platform ini tetap menjadi wadah untuk kebebasan berekspresi, dialog terbuka, dan pertukaran ide-ide yang mendukung. Dengan menggunakan platform ini dengan bijak dan bertanggung jawab, kita dapat terus membentuk identitas digital kita sendiri dengan cara yang positif dan bermakna.

Tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran platform media sosial seperti X (sebelumnya dikenal sebagai Twitter) membawa banyak manfaat bagi penggunanya. Namun, seperti halnya dengan semua teknologi, penggunaan yang bijak sangatlah penting untuk memastikan bahwa manfaat yang diperoleh jauh lebih besar daripada risiko yang terkait. Di bawah ini, saya akan membahas beberapa cara untuk menggunakan X dengan bijak:

  • Berpikir Sebelum Mengirim

Sebelum mengetik dan mengirimkan suatu tweet, penting untuk berhenti sejenak dan memikirkan dampak dari apa yang ingin Anda sampaikan. Pertimbangkan apakah tweet tersebut dapat menyinggung orang lain, menyebarkan informasi yang salah, atau memperkuat pemecahan perselisihan. Memiliki kesadaran tentang dampak potensial dari setiap postingan dapat membantu mencegah konsekuensi yang tidak diinginkan.

  • Berpartisipasi dalam Diskusi yang Sehat

X adalah tempat di mana berbagai pendapat dan pandangan dapat disampaikan secara terbuka. Namun, penting untuk memastikan bahwa diskusi yang terjadi tetap santun dan beradab. Hindari menggunakan bahasa kasar atau merendahkan orang lain dalam percakapan, dan cobalah untuk tetap tenang dan rasional dalam menyampaikan argumen Anda.

  • Verifikasi Informasi sebelum Berbagi

Seiring dengan cepatnya penyebaran informasi di X, penting untuk memverifikasi kebenaran informasi sebelum membagikannya kepada pengikut Anda. Jangan terburu-buru untuk menyebarkan berita atau rumor tanpa memastikan keasliannya, karena hal ini dapat menyebabkan penyebaran informasi palsu dan merugikan.

  • Membatasi Waktu Penggunaan

X bisa menjadi sangat adiktif, dan terlalu banyak waktu yang dihabiskan di platform ini dapat mengganggu produktivitas dan kesejahteraan mental. Membatasi waktu penggunaan X setiap hari dapat membantu menjaga keseimbangan antara kehidupan online dan offline, serta mencegah kecanduan media sosial.

  • Menjaga Privasi dan Keamanan

Penting untuk selalu menjaga privasi dan keamanan akun X Anda. Gunakan kata sandi yang kuat, aktifkan verifikasi dua langkah jika memungkinkan, dan hindari membagikan informasi pribadi yang sensitif di platform ini. Selain itu, pertimbangkan untuk memeriksa dan mengatur pengaturan privasi Anda secara teratur untuk memastikan bahwa Anda memiliki kontrol penuh atas siapa yang dapat melihat dan berinteraksi dengan konten Anda.

  • Menghindari Trolling dan Cyberbullying

Trolling dan cyberbullying adalah masalah serius di platform-media sosial seperti X. Hindari terlibat dalam perilaku yang merugikan atau mengganggu orang lain, dan jika Anda menjadi sasaran dari perilaku semacam itu, segera laporkan kepada pihak berwenang. Ingatlah bahwa di balik setiap akun adalah individu dengan perasaan yang perlu dihormati.

Dengan mengikuti pedoman-pedoman ini dan menggunakan X dengan bijak, kita dapat memaksimalkan manfaat dari platform ini sambil menjaga diri sendiri dan orang lain dari potensi risiko dan konsekuensi negatif. Ingatlah bahwa sebagai pengguna, Anda memiliki kendali penuh atas cara Anda berinteraksi dengan X, dan dengan kesadaran yang tepat, Anda dapat membuat pengalaman online yang positif dan bermakna bagi diri Anda sendiri dan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun