Mohon tunggu...
Hamid El Gazel Saefulloh
Hamid El Gazel Saefulloh Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 23107030133

Cogito Ergo Sum

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Serangan Badai Sindoro

23 Februari 2024   00:24 Diperbarui: 23 Februari 2024   00:33 647
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sudah tahu bikin capek, tidak nyaman, harus menghadapi marabahaya, kenapa sih balik lagi ke gunung?

Pendakian ke-3 menuju atap Sindoro.

Liburan tahun lalu, lagi-lagi saya melakukan pendakian. Karena sebelumnya sudah berhasil sampai di puncak sejati Gunung Sumbing, kali ini saya mencoba untuk melanjutkan ke puncak Sindoro. Sudah tidak awam lagi istilah Triple S Jawa Tengah di kalangan para pendaki, antara Si Kembar dan Sang Tertinggi. Sindoro, Sumbing, dan Slamet.

Pada pendakian sebelumnya, saya selalu berangkat dengan rombongan yang ramai. Tetapi pada pendakian kali ini, saya hanya bersama dengan dua orang teman saya.

Grasindo, jalur favorit para pendaki Gunung Sindoro via Kledung. 

Grasindo, Sindoro via Kledung-DocPri
Grasindo, Sindoro via Kledung-DocPri
Ikut umum aja, walaupun jalur ini terbilang ramai tetapi pesonanya yang menakjubkan serta aksesibilitasnya yang relatif mudah membuatnya tetap menjadi pilihan favorit bagi banyak pendaki.

Sebelum trekking pastinya ya registrasi dulu. Mengumpulkan bukti identitas pribadi dan menaati beberapa panduan yang diberikan dari pihak basecamp. Kami diberikan kertas untuk pendataan yang harus ditulis dengan nama anggota dari setiap tim yang akan trekking. Didalamnya juga terdapat list barang bawaan yang harus diisi guna untuk dilakukanya pengecekan jumlah sampah logistik pada saat nanti turun dan tiba di basecamp. 

Tak hanya itu, ini juga untuk memastikan setiap pendaki tidak membawa barang yang terlarang seperti tisu basah. Setiap basecamp memiliki peraturan yang berbeda-beda terkait peraturan perihal barang bawaan. Tetapi hampir semua basecamp menerapkan untuk tidak diperbolehkan membawa tisu basah. 

Mengapa demikian? Selain karena sulit terurai, tisu basah juga Berpotensi termakan oleh hewan liar yang dapat menyebabkan sakit bahkan kematian pada hewan, karena Hewan liar biasanya mendekati sisa makanan pendaki yang dibuang sembarangan. Kami juga mendapatkan peraturan untuk tidak berada dipuncak setelah jam 10 pagi karena aktivitas kawah yang biasanya meningkat pada siang hari.

Harga tiketnya terbilang cukup murah, tak beda juga dengan basecamp lainya. 20.000 per orang dengan rincian 15.000 untuk Perhutani dan 5.000 untuk fasilitas basecamp.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun