Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian Library research yaitu mengumpulkan data dengan membaca beberapa rujukan untuk mendukung data sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian. Library research juga menjadi langkah awal untuk menyiapkan kerangka penelitian guna memperoleh penelitian sejenis untuk memperdalam kajian teori atau mempertajam metodologi (Mustika, 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Matematika permulaan merupakan salah satu diantara kemampuan lainnya yang sangat penting dan mendasar bagi anak, serta kemampuan tersebut perlu dikembangkan lagi dalam rangka membekali anak di masa depannya. Mengingat bahwa kemampuan matematika permulaan sangat penting di kehidupan, oleh karena itu matematika perlu diajarkan sejak dini. Proses pembelajarannya agar menjadi efektif yaitu dengan menggunakan berbagai media dan metode yang tepat sehingga pembelajaran matematika akan menjadi menyenangkan dan tidak merusak pola perkembangan anak (Farihah, 2017). Karena apabila anak tidak diajarkan matematika permulaan sejak dini oleh orang tua atau bahkan tidak diajarkan oleh pengajar tambahan maka anak tersebut dapat tertinggal, mengingat bahwa masa anak usia dini itu sangatlah cepat. Maka seiring berjalannya waktu, anak sewaktu- waktu dapat merasakan insecure dengan teman seumuran dengannya karena anak tersebut merasa tidak mengerti tentang matematika permulaan. Bagi anak yang ingin menyeimbangi teman-temannya maka anak harus belajar dengan giat dan rajin, dengan begitu anak akan memahami materi dengan cepat dan dapat mengikuti materinya dengan baik. Namun jika rasa malas, insecure, pesimis dsb tidak dilawan oleh anak tersebut, maka tetap akan menambah ilmu tentang matematika permulaan namun proses menangkap materi tidak langsung menyerap ke dalam otak.
Dalam matematika permulaan terdapat komponen-komponen dan aturan komposisi atau pengerjaan yang dapat menjalin hubungan secara fungsional antar komponen dan bersifat sistematis. terjadinya keberhasilan dalam menguasai matematika seseorang sangat dipengaruhi oleh penguasaan pembelajaran matematika sejak dini. oleh karena itu, anak sejak dini perlu dikenalkan atau bahkan diajarkan tentang matematika permulaan (Fitria, 2013).
Perkembangan matematika permulaan pada anak usia 5-6 tahun memiliki kemampuan pada aspek perkembangan kognitif, adanya peningkatan pada perkembangan kognitif yaitu anak mampu mengenal dan memahami berbagai konsep sederhana serta dapat memecahkan masalah di kehidupan sehari-hari (Marifah, 2019). Dalam pembelajaran matematika awal untuk anak usia dini Brownell mengemukakan bahwa untuk menerapkan teori makna maka peserta didik harus memahami lebih dulu makna dari topik yang sedang dipelajari, mengenal dan memahami simbol yang tertulis dan apa yang diucapkan oleh pengajar. agar pembelajaran menjadi efektif maka peserta didik harus sering mengulangi materi tersebut agar tidak mudah lupa, adapun latihan yang diberikan harus diawali dengan pemahaman makna yang tepat (Dkk, 2020).Â
Perkembangan matematika permulaan anak usia 5-6 tahun menurut Soedjadi dalam jurnal Mu' mengatakan bahwa terdapat enam definisi atau pengertian mengenai matematika, yaitu diantaranya (1) Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir dengan baik, (2) Matematika adalah pengetahuan yang membahas bilangan dan kalkulasi, (3) Matematika adalah pengetahuan yang berkaitan dengan penalaran dan berhubungan dengan bilangan, (4) Matematika adalah pengetahuan yang membahas berbagai fakta kuantitatif dan masalah tentang bentuk dan ruang, (5) Matematika adalah pengetahuan yang membahas mengenai struktur-struktur yang logika, (6) Matematika adalah pengetahuan yang membahas mengenai aturan-aturan yang ketat. Adapun manfaat mempelajari matematika permulaan, menurut Piaget dalam jurnal Mu' yang mengatakan bahwa pengetahuan matematika yang sebenarnya yaitu sudah di perkenalkan kepada anak sejak usia lahir sampai usia enam tahun. pada anak yang berusia dibawah tiga tahun, konsep matematika dapat ditemukan setiap hari melalui pengalaman bermain anak. beberapa manfaat yang dapat anak peroleh dari belajar matematika sejak usia dini yaitu diantaranya; (1) Anak mengenal serta mengetahui dasar-dasar pembelajaran berhitung matematika ketika sedang bermain dengan boneka, mainan, balok. (2) Anak dapat berpikir logis dan sistematis. (3) Anak dapat menyesuaikan diri sesuai dengan lingkungan sekitarnya. (4) Ketelitian, konsentrasi, abstraksi dan daya apresiasi anak meningkat. (5) anak memahami konsep ruang dan waktu. (6) Kreativitas dan imajinasi anak meningkat. Dari beberapa manfaat yang sudah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa anak dapat menambah pengetahuan tentang berbagai konsep-konsep serta membantu anak untuk berpikir secara logis dengan melakukan pengamatan terhadap benda-benda konkrit yang berada di lingkungan sekitarnya serta dapat mengaplikasikan kemampuan matematika terhadap kehidupan sehari-hari. Hakikat soal cerita. Newman mengatakan bahwa ketika seorang anak menyelesaikan soal cerita matematika, maka anak dapat melakukan 5 kegiatan yang spesifik yaitu;Â
(1) Membaca (Reading)Â anak dapat membaca serta mengetahui dimana letak permasalahannya, (2) Pemahaman (Comprehension) anak dapat memahami isi bacaan yang dibaca, (3) Transformasi (Transformation), anak dapat melakukan transformasi dari kata-kata dalam masalah kepada pilihan strategi matematika yang cocok, (4) Keterampilan Proses (Process Skills) anak dapat mengaplikasikan keterampilan terhadap strategi yang telah dipilih anak, (5) Pengkodean (Encoding) anak dapat menerapkan serta merespon melalui kode yang telah dibuatnya dalam bentuk tulisan yang bisa diterima (Karnasih, 2015).
Dalam mengerjakan soal cerita matematika, dibutuhkan kemampuan diantaranya yaitu; (1) Menentukan serta memahami hal yang diketahui dalam soal, (2) Menentukan serta memahami hal yang ditanyakan dalam soal, (3) Membuat model matematika (kalimat matematika), (4) Dapat mengenal serta memahami komputasi (hal yang berkaitan dengan perhitungan, menginterpretasi jawaban model ke permasalahan soal semula).
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan, bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada usia tersebut, proses perkembangan terjadi sangat cepat. Anak usia dini disebut juga dengan usia emas (golden age). Perkembangan kognitif anak merupakan salah satu aspek penting yang mesti dipahami dalam proses pendidikan khususnya kegiatan belajar mengajar (KBM). Kemampuan kognitif anak pasti berbeda-beda di setiap tingkatan usianya. Kesiapan anak untuk belajar matematika ditinjau dari kesiapan struktur kognitifnya, yaitu kapasitas kemampuan berpikir secara terorganisir dan teratur. Kemampuan menyelesaikan soal cerita sangatlah penting untuk dikuasai oleh anak. Terutama dalam menentukan apa yang diketahui dari soal, apa yang ditanyakan oleh soal, memilih operasi yang tepat, dan menjawabnya dengan jawaban yang tepat.
Adapun saran dari penulis yaitu bagi Guru sebaiknya membantu dan melatih anak secara kontinu dalam mengembangkan kemampuan menyelesaikan soal cerita matematika yang terdiri dari kemampuan menentukan apa yang diketahui, kemampuan menentukan apa yang ditanyakan dalam soal, kemampuan membuat model atau kalimat matematika, dan kemampuan dalam menjawab soal dengan tepat. Serta untuk peran orang tua yang hendaknya meluangkan waktu untuk membantu mengasah kemampuan anak dalam menyelesaikan soal cerita, terutama dalam menganalisis berbagai macam soal cerita matematika.