Mohon tunggu...
Gazala Savana Putra
Gazala Savana Putra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang Mahasiswa Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Pencemaran Air Sungai dan Meningkatnya Risiko Diare: Realitas Mengerikan di Jakarta

29 November 2023   15:30 Diperbarui: 8 Desember 2023   22:00 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal tersebut memicu maraknya rumah tangga untuk langsung membuang limbah tinja dari kamar mandi langsung ke sungai sebagai solusi cepat mereka.

Fakta miris lainnya, Perumda PAL Jaya juga menyatakan bahwa baru sekitar 13,33% pemukiman di seluruh DKI Jakarta yang sudah terfasilitasi Sistem Pembuangan Air Limbah Terpadu (SPALT) oleh Perumda PAL Jaya.

Fenomena rumah tangga yang langsung membuang limbah tinja ke sungai berdampak langsung terhadap tingkat pencemaran air sungai di DKI Jakarta menjadi sangat buruk. 

Tingginya cemaran fecal coliform, termasuk Escherichia coli juga berhubungan dengan tingginya kasus kejadian diare yang terjadi di DKI Jakarta. Sudah terdapat banyak studi dan kajian yang membahas tentang hubungan antara buruknya sanitasi lingkungan dengan kejadian diare. 

Solusi

Untuk membentengi diri dari faktor-faktor yang dapat menyebabkan diare, perlu dilakukan peningkatan kesadaran untuk menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta perilaku menjaga lingkungan sekitar, terutama lingkungan sungai. Hal-hal yang dapat dilakukan misalnya:

  • Mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan membangun septic tank sebagai tempat untuk menampung limbah tinja, sehingga tidak langsung dibuang ke sungai.
  • Melakukan perilaku cuci tangan dengan sabun pada lima waktu kritis, yaitu sebelum makan, setelah buang air besar, sebelum menyusui, sebelum menyiapkan makanan, dan setelah membersihkan anak yang buang air besar.
  • Melakukan pengelolaan sampah rumah tangga, seperti membuang sampah pada tempatnya, memilah sampah sesuai dengan jenis dan sifatnya, dan menutup tempat sampah.
  • Melakukan pengolahan air minum dan makanan yang aman untuk menghindari kontaminasi bakteri Escherichia coli yang dapat menyebabkan diare, seperti dengan melakukan penyaringan (filtrasi), merebus, desinfeksi, klorinasi, dan sebagainya.

Usaha yang dilakukan oleh masyarakat sipil untuk menekan tingginya angka diare akibat kualitas tempat tinggal yang buruk tidak akan cukup jika tidak dibarengi kemauan pemerintah. 

Oleh karena itu, pemerintah melalui Dinas Kesehatan DKI Jakarta bersamaan dengan Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta dan Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman perlu bekerja sama untuk menangani permasalahan ini. 

Dinas Kesehatan DKI Jakarta perlu melakukan beberapa intervensi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, seperti melakukan sosialisasi terkait Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) serta mengaplikasikan 5 pilar STBM. 

Kemudian, Dinas Lingkungan Hidup perlu melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas air sungai yang berada dalam kondisi memprihatinkan melalui monitoring dan pengujian laboratorium secara berkala. 

Sementara itu, Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman perlu melakukan penataan terhadap permukiman kumuh di wilayah administrasi DKI Jakarta dan menyusun program pembangunan sarana sanitasi yang memadai bagi masyarakat DKI Jakarta.

Penulis: Gazala Savana Putra, Muhammad Zaki Munawar, dan Robiana Mojo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun