Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Bahkan Inspirasi Mendapat Laba bisa Datang dari Laba-laba

24 Oktober 2017   08:37 Diperbarui: 24 Oktober 2017   08:52 860
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Sarastiana.blogspot.co.id

Karena ada yang mengikuti jejaknya, ia berinisiatif tidak hanya diam di persimpangan. Melainkan bergeryilia ke kebun petani, sekaligus jalan-jalan menepis bosan menunggu sore tiba---saat petani pulang dari kebun. Dengan strategi membawa jajanan anak-anak untuk anak petani, seperti permen dan kerupuk. Otomatis diplomasi yang dibentuk menjadikannya langganan petani menjual barang. Malah kadang dapat bonus segelas kopi dan makan siang gratis.

Belum genap setahun ia menikahi perempuan yang berasal dari daerahnya mencari keberuntangan itu. Selain itu, juga sudah bisa membeli berhektar-hektar kebun, baik sudah berisi maupun kosong, dan sebuah rumah. Ia mengolah lahan kosong seperti kesepakatan yang terpaksa batal sebab ulanhya.

Kini kebunnya sudah puluhan Hektar. Baik di tempat ia memulai usaha maupun di daerah asalnya, Gayo Lues. Bukan ia sendiri yang mengolahnya, tepi merekrut pekerja.

Sudah lama pula ia kembali ke daerah asalnya. Meninggalkan Kebun-kebun yang digarap orang lain. Ia hanya ongkang-ongkang kaki, menunggu kiriman bagiannya, dan sekaligus mengawasi pekerja di Toko bahan pertanian yang sekarang sudah tergolong besar di Kota Blangkejeren. Serta sesekali jalan-jalan beserta anak-istrinya dengan Mobil Rush miliknya.

Sebab terilhami dari cara Laba-laba mencari rizeki ia sudah punya banyak kebun, Toko, rumah bertingkat, mobil mewah, membayar hutang di masa lalu, akan naik haji, dan menyekolahkan anak-anaknya: kecuali dua anak dari istri pertamanya, satu bernama Lela Mahdi yang membawa saya bertemu dengannya hingga mendapat cerita ini serta satu lagi yang bernama Imah---saat ini keduanya sudah nikah.

Saya tidak tau, apa ceritanya benar nyata atau hanya sebuah dongeng karangannya atau mungkin karangan orang lain. Bisa saja dikarang sendiri untuk menyambuk orang seperti saya yang masih jauh dari kata "sukses" dan teman saya, Lela Mahdi, yang juga sampai sekarang belum sukses meski sang pencerita (pak Ibrahim) telah menggelontorkan modal sebesar yang diminta, bahkan kebun dibeli. Ya memang bapak teman saya, maka wajarlah. Tapi sudah ada Ibu tirinya yang terlihat garang pada adik-adik tirinya. Saya juga diajak ke rumah pak Ibrahim untuk mengambil Modal buat Lela Mahdi.

Pesan: jangan semua pula nanti ingin jadi "Laba-laba" siapa pula nanti jadi mangsanya. Hehe.

Jadi intinya, Inspirasi memang bisa datang dari apa pun dan dari mana saja. Seperti tulisan ini, yang terinspirasi dari kisah inspiratif pak Ibrahim.

Catatan: belajar menginspirasi diri ini, hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun