Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Pokoknya Saya Harus Jadi PNS... Titik!

17 Oktober 2017   23:14 Diperbarui: 18 Oktober 2017   00:39 1636
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: beritapns.com

Ya, betul sekali. "Pokoknya saya pertama-tama harus jadi Honorer, TITIK"

Saya tidak peduli dengan berbagai kompleksnya polemik yang menyudutkan pegawai honorer. Seperti yang pernah saya baca, ada seorang pegawai kesehatan yang sudah mengabdi selama 30 tahun dengan gaji Rp. 400rb/bulan di Rumah Sakit Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat.

Waduh, emang cukup 'bernapas' dengan gaji segitu?

Tak apa orang-orang mendiskreditkan saya. Ah, Saya tidak memikirkan itu. Buat apa. Yang namanya "mengabdi" dimana-mana turah tan hejeb (baca: harus tahan sulit). Jadi saya sudah tau dan  paham betul, kalau perjalanan saya akan benar-benar sulit.

Bagaimana kalau nanti kamu gak bisa beli bensin untuk pergi-pulang kerja?

Psssiiiiiiiiiiiiitttz! Jangan keras-keras ya. Dengarkan! Itu tetangga sebelah aja, yang sudah jadi PNS melalui jalur katagori K2, tidak aktip menjalani masa bakti honornya. Lantas, kenapa ia bisa? Saya juga harus bisa dong.

Lo, kamu mau mangkir?

Bodo amatlah. Negeri ini sudah bertumbuh sejauh ini. Artinya, ada atau tidaknya saya "mereka" akan tetap hidup, sudah terbiasa mandiri kok.

Haha. Emang, kamu bisa kerja apa?

Kalau pendidikan terakhir saya sih sarjana keperawatan. Tapi karena rumah sakit sudah penuh pegawai. Juga beberapa Puskesmas yang pernah saya lamar, menanggapi kedatangan saya dengan kata "tidak", pasalnya sudah tidak muat kursi. Ya, tidak apa-apa kalau saya ditempatkan di dimana pun, misal di bagian perindusterian, perdagangan, pertambangan atau bisa juga di pertanian, pokoknya dimana pun boleh.

Wadoh. Terus, emang kamu punya ilmu di bidang itu?

Hahaha. Hellaww brade, cupu amat sih lo, amat aja gak lugu begitu (maaf bawa-bawa amat). Itu pentingnya belajar sejarah. Buka telinga lebar-lebar---yang penting jangan nguping urusan keluarga tetangga. Coba deh baca artikel-artikel, banyak sekali anjuran agar siapa pun itu jangan hanya berharap mendapat kerja sesuai passion.Perlu mencoba kerjaan apa saja, sekali pun tidak ada skill sama sekali di bidang itu. Lagi pula kerja itu kan perlu semua bisa. Buktinya ada yang gak bisa apa-apa aja bisa anteng sampai sekarang.

Kerja itu ya kerja. Pokonya kerja, sudah. Bahkan Jokowi juga suruh "Kerja, Kerja dan Kerja". Itu artinya, kita harus kerja. Tidak boleh jadi pengangguran. Prihal bisa tidaknya ya urusan belakang.

Apalagi Bos baru kita, sebelum jadi (saat kampanye dulu), sangat kasihan dengan Sarjana yang hanya Nome pelin (baca: tidur mulu). Maka, sangat jelas kalau Beliau akan peduli, apalagi dengan lingkaran politiknya, kabarnya akan diutamakan.

Orang yang punya ijazah bodong aja bisa diterima di Instansi-instansi yang seksi, apalagi saya yang sudah nyata-nyata menempuh pendidikan dengan titik darah penghabisan---saya rela kurang makan di perantauan dan orang tua di kampung pun rela tung upah (baca: kerja kasar) untuk mencari belanja---masak saya gak bisa.

Pula Undang-undang 1945 sudah menjamin setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, yang pasal 27 ayat 2 itu lo. Maka, saya yakin "Bos" akan menjaga kelayakan hidup saya sebagai manusia. Eh, masuk gak ya. Ah, sudah, itu tidak penting. Yang penting itu kerja.

Haha. Sebenarnya, apa sih yang kauharapkan dari honorer?

Hahaha..... Kamu kampungan banget sih. Saya kan sudah "menggantungkan cita-cita setinggi PNS", dan keluarga saya menyambut dengan bahagia. Juga banyak sekali di negeri ini orang-orang serupa---bermimpi jadi PNS.

Kamu tau kan, jadi Honorer itu bisa diangkat jadi PNS, bisa masuk katagori K2, yang ujung-ujungnya jadi PNS, sebagaimana cita-cita saya. Untuk memuluskan pengangkatan nanti, saya sudah menabung sejak lama.

OOOO, begitu. Haha. Terus ... tabungan maksudnya?

Sudah. Cukup! Jangan terus-terus saja, nanti nabrak. Saya mau menyiapkan dokumen untuk ngelamar jadi pegawai honorer ini. #cusssss!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun