Hahaha. Hellaww brade, cupu amat sih lo, amat aja gak lugu begitu (maaf bawa-bawa amat). Itu pentingnya belajar sejarah. Buka telinga lebar-lebar---yang penting jangan nguping urusan keluarga tetangga. Coba deh baca artikel-artikel, banyak sekali anjuran agar siapa pun itu jangan hanya berharap mendapat kerja sesuai passion.Perlu mencoba kerjaan apa saja, sekali pun tidak ada skill sama sekali di bidang itu. Lagi pula kerja itu kan perlu semua bisa. Buktinya ada yang gak bisa apa-apa aja bisa anteng sampai sekarang.
Kerja itu ya kerja. Pokonya kerja, sudah. Bahkan Jokowi juga suruh "Kerja, Kerja dan Kerja". Itu artinya, kita harus kerja. Tidak boleh jadi pengangguran. Prihal bisa tidaknya ya urusan belakang.
Apalagi Bos baru kita, sebelum jadi (saat kampanye dulu), sangat kasihan dengan Sarjana yang hanya Nome pelin (baca: tidur mulu). Maka, sangat jelas kalau Beliau akan peduli, apalagi dengan lingkaran politiknya, kabarnya akan diutamakan.
Orang yang punya ijazah bodong aja bisa diterima di Instansi-instansi yang seksi, apalagi saya yang sudah nyata-nyata menempuh pendidikan dengan titik darah penghabisan---saya rela kurang makan di perantauan dan orang tua di kampung pun rela tung upah (baca: kerja kasar) untuk mencari belanja---masak saya gak bisa.
Pula Undang-undang 1945 sudah menjamin setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan, yang pasal 27 ayat 2 itu lo. Maka, saya yakin "Bos" akan menjaga kelayakan hidup saya sebagai manusia. Eh, masuk gak ya. Ah, sudah, itu tidak penting. Yang penting itu kerja.
Haha. Sebenarnya, apa sih yang kauharapkan dari honorer?
Hahaha..... Kamu kampungan banget sih. Saya kan sudah "menggantungkan cita-cita setinggi PNS", dan keluarga saya menyambut dengan bahagia. Juga banyak sekali di negeri ini orang-orang serupa---bermimpi jadi PNS.
Kamu tau kan, jadi Honorer itu bisa diangkat jadi PNS, bisa masuk katagori K2, yang ujung-ujungnya jadi PNS, sebagaimana cita-cita saya. Untuk memuluskan pengangkatan nanti, saya sudah menabung sejak lama.
OOOO, begitu. Haha. Terus ... tabungan maksudnya?
Sudah. Cukup! Jangan terus-terus saja, nanti nabrak. Saya mau menyiapkan dokumen untuk ngelamar jadi pegawai honorer ini. #cusssss!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H