Kita yang terlena oleh garis waktu, dan
selalu bergairah pakai baju baru
baju baru yang terus datang lebih baru
karenanya ke awang-awang jati diri terbuang
Kita yang terlena oleh garis waktu, dan
orang asing tanpa henti melapah daging
gumpalan daging terus tercecer dari tubuh
memenuhi kantong yang akan dibawa pulang
tanpa sadar kulit kita tinggal membungkus tulang
Kita yang terlena oleh garis waktu, dan
saat terbangun
mendapati diri telah terjajah
hanya bisa meraung-raung
mengutuk diri yang dirasa bersalah
Garis waktu pun semakin berbenah
kita kian terperangah, entah
mungkin nanti jantung yang akan terjamah
terengah-engah
lemah
Gayo Lues, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H