Kampanye hanya sekedar kampanye, hutan masih saja ditebangi.
Kita tidak bisa menampik juga, mungkin sebagian alasan mereka menebangi hutan karena urusan perut. Yang paling memperihatinkan mereka-mereka yang melakukannya tanpa berpikir. Karena sejatinya tindakan mereka, sewaktu-waktu dapat mengancam nyawa penduduk Kampung Agusen, yang dekat dengan aliran Sungai. Dan wisata Kampung Inggris yang berpeluang lenyap karena banjir, jika hutan di hulu Sungai ditebangi. Apalagi bentuk tanahnya tidak rata. Tapi berbukit-bukit.
Foto 14 terdapat banyak tumpukan kayu di sepanjang ruas Sungai
Setelah puas Mandi dan keliling-keliling sambil selfi. Sebelum pulang kami pun ngumpul. Duduk membundar diatas tikar sederhana yang kami bawa. Sedikit petuah dari ketua pemuda, menyoal Muda-Mudi. Juga pengumuman lainnya. Saat itu, kami melantik Kepala Seberu (pemudi) yang baru, karena yang lama sudah nikah.
Foto 15 sesi kumpul-kumpul
Sangat disayangkan, pada hari itu kami tidak membawa pak Ustadz. Pikir saya jika kami membawa, sesi kumpul sebelum pulang cocoknya diisi dengan siraman rohani, tentang Agama. Setidaknya sedikit cambokan untuk menghadapi bulan Suci Ramadhan yang sudah didepan mata. Pasalnya, sebagian pasangan Muda malah berbuat dosa (walau bukan rombongan kami). Padahal tujuan mereka ke Kampung Inggris sebagai hiburan sebelum menguji Iman. Menghapus dosa—Puasa. Kok, mereka sempat-sempatnya membuat dosa sebelum ujian penghapusan dosa? Wadooh!
Gayo Lues, Menyambut Ramadhan 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H