Saat keheningan malam lenyap,
Pagiku merekah
Dengan panduan komandan api nyala,
Dipaksa melibas musuh yang berserakan.
Padahal tubuh masih haus belaian manja.
Bubuk kopi dibawa larut air yang menyembulkan asap.
Gelas yang masih enggan retak setia menunggu.
Menendang sifat ciut menyelimuti nyali,
Terjengkang ke pembuangan sampah.
Aku bergegas
Dengan semangat berletupan
Menghempaskan malas
Sebab malas hendak menjadikanku pencundang.
Pagi harus ku genggaam
Penuh daya
Karena kutahu
Malas: Rasa jenuh dan lelah terbungkus candu.
Gayo Lues, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!