Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Isu Penculikan Anak yang Meresahkan

29 Maret 2017   18:02 Diperbarui: 30 Maret 2017   05:00 685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Orang yang dicurigai. Nyatai saja dianya, padahal sudah dikerubuti. [Dok. Teman saya]

Derasnya isu penculikan anak yang baru-baru ini gempar membuat warga was-was. Terlebih di daerah yang masuk dalam kategori pedalaman. Sebab rumah penduduk sedikit dan berjauhan.

Para orang tua telah membatasi area bermain anak. Di sekolah juga Guru memperingatkan agar anak-anak berhati-hati ketika berangkat dan pulang sekolah, khusus yang di jenjang SD. Sebagian warga yang tinggal di dusun-dusun yang lumayan jauh dari kampung memang cukup mengkhawatirkan bagi anak-anak mereka yang pp sekolah tanpa dijemput.

Meski ada sebagian menganggap kabar itu tidak benar alias hoax samata, hanya sebatas pengalihan isu atau semacamnya. Namun, di Gayo Lues kabar itu cukup banyak 'ditelan' warga bulat-bulat. Beredar kabar ada juga pelaku penculikan sudah tertangkap, tapi kepastiannya belum jelas.

Nah, malam jum'at kemaren (23/03/17) saya diajak teman ke Kampung sebelah. Ia minta ditemani untuk sesuatu urusan pribadinya. Rumah yang kami datangi tepat di depan Kantor Camat Blangpegayon, Gayo Lues.

Kami santai di teras rumah. Sambil menikmati kopi suguhan tuan rumah dan mereka menceritakan urusan mereka. Sekitar pukul 21:30-an, tiba-tiba sebuah motor berhenti mendadak di jalan depan rumah. Kami yang berempat tidak mengenalinya. Selain penerangan yang kurang terang, juga yang datang memakai Helm.

Orang itu turun dari atas motornya. Kami belum mengenalinya. Orang itu mematung di depan motornya dan memandang ke arah jalan ia datang, bagian barat. Ia belum buka Helm. Kami jadi penuh tanya.

Ia berjalan pelan ke arah kami, pandangannya terus mengarah pada arahnya datang tadi. Setelah lebih dekat ke tempat yang lebih terang, baru kami mengenalinya. Dia orang kampung itu juga.

Tuan rumah bertanya dari mana. Ia tak menjawab. Nafasnya memburu dan memandang penuh heran ke arah ia datang tadi.

"Itu. depan rumah itu ada dua orang tidak kukenal."

Sambil menunjuk sebuah rumah permanen berlantai dua. Sekitar dua ratusan meter. Seketika kami berdiri dan mencari-cari. Gak ada.

"Salah liat mungkin."

"Atau orang sini juga."

"Gak mungkin orang sini. Rambutnya panjang, pirang lagi."

Kami masih belum tanggap. Orang yang dia bilang tidak ada. Baru setelah ada lintasan seseorang terlihat, yang kemudian terhalang lagi dengan tanaman-tanaman di depan rumah itu, baru kami percaya, tapi belum curiga.

Kemudian ia menceritakan tentang isu penculikan anak tadi. Dia juga bilang udah ada yang tertangkap. Dia semakin gelisah. Mungkin melihat kami masih diam saja, ia bersuara membuat kami tanggap.

"Aku hanya gak bisa bayangin kalau anakku yang jadi korban." Katanya.

Saya masih belum terlalu curiga, barangkali karena saya belum menikah apalagi punya anak. Eh, gak juga lah. Hehe.

Tapi semua sudah curiga. Saya hanya sedikit curiga kalau orang itu memang mau berniat jahat, paling mau maling apa gitu. Karena kejahatan itu bukan isu lagi, kejadiannya sudah rame.

Salah satu teman memberi usul langsung serbu saja. Teman yang membawa kabar mencengah, nanti orang itu curiga katanya, ia pamit ambil alat dulu ke rumahnya. Bersiap-siap ceritanya. Lumayan jauh rumahnya, empat rarusan meter.
 Ia datang membawa pedang dan sangkur. Juga dia bawa seorang warga, yang lain sudah tidur katanya.

Anehnya, sebelumnya kami gak kepikiran untuk menelpon pemilik rumah. Setelah ditelpon, ternyata orang itu saudara pemilik rumah permanen itu yang terpaksa nunggu diluar karena suaminya lagi yasinan ke rumah warga lain, rumah dikunci dari luar. Oallah, hampir saja.

Kebanyakan masyarakat di daerah penulis memang telah siaga satu menghadapi isu penculikan anak yang berkembang. Contohnya seperti teman yang membawa kabar tadi.

Pada malam (24/03/2017), kejadian yang menegangkan kembali terjadi. Kejadian ini di kampung tetangga sebelah timur, Anak Reje. Ada seseorang yang mecurigakan ditangkap warga. Jika ditanya ini itu jawabannya ngambang, persis orang gila. Ditanya asalnya dia bilang dari Solo. Ditanya pakai apa kesini jawabnya tidak jelas, malah ngomong lain. Sudah banyak orang yang geram. Ingin menggebuk.

Karena tidak ada bukti yang jelas, akhirnya dilepas ke tempat yang aman.

Aneh memang, karena baru-baru ini orang gila banyak berkeliaran, padahal sebelumnya tidak. Seolah baru dilepas dari RSJ. Jadi benar atau tidaknya kabar itu, menurut saya kesiagaan menjaga anak memang harus diperketat.

Untuk itu pihak yang berwajib kiranya mampu secepatnya memberi solusi. Jangan biarkan isu itu terus bergulir membuat keresahan masyarakat. Selain itu, sayang kan jika ada yang jadi korban padahal tak berniat?

Gayo Lues, 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun