Kau mungkin telah lama membenamkan kenangan
yang pernah megisi waktu kita dulu
Kau mungkin telah mulai mengisi kertas kosong
yang barangkali angin membawa mu ke sebuah sudut di persimpangan
Mungkin saja kau bahagia, atau
Terpaksa bahagia
Aku pun berharap Mentari selalu menyinari harimu, dan
Bulan memberi terang di kala malam
Untuk kau yang di seberang
Aku memohon keagungan maaf mu, sebab
Pintamu yang berlevel sangat belum juga mampu teramalkan
Aku sudah berusaha mengundang banjir agar
Jembatan ke pulau kenangan terbawa arusnya, juga
telah ku hembuskan badai agar tembok yang bertuliskan namamu
roboh dan musnah
Namun cukup berlimpah keringat tumpah
disaat sepi Kau masih saja singgah, juga
ketika sebuah nama yang hendak ku tulis di dinding sepi, kau
seolah mencegah
Gayo Lues, 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H