Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Lupa dengan Air Mata

13 Januari 2017   17:38 Diperbarui: 13 Januari 2017   18:01 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Langit masih menitikkan air mata
Tangisan terdahsyat telah tercipta
Pada tahun yang kelam
Sepanjang siang dan malam
Sejak kedatangannya makin tajam menghujam

Semua merasa sedih
Pohon-Pohon menunduk
Gunung-Gunung runtuh
Kali-Kali meluap
Seterusnya ditampung cawan raksasa

Yang paling parah menahan derita adalah tanah
Lembab, dan
Basah
Becek, hingga
Jadi lumpur

Kancil makin piawai bermain kata
Masih saja unjuk muka
Hingga mulutnya berbusa
Mata yang terang telah jadi buta
Terpedaya olahan kata

Oh, air mata yang terlupa

Gayo Lues, 2017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun