Nah, itu pelajaran hidup dari kunjungan saya : manfaat lain berbudaya bersih dan senyum yaitu mendatangkan rezeki. Contoh konkritnya pemilik warung sempit yang saya ceritakan diatas.
Dalam skala lebih besar, mungkin negara kita sekarang berposisi seperti warung besar, dengan wilayah luas dan potensi ada tapi tata kelola tidak 'nganganin' serta keramahan kita kurang yang membuat tamu luar enggan (kurang) berkunjung.
Melihat Negara kecil (warung kecil) yang memiliki pengunjung besar, kemudian berekonomi mantap, kita perlu berubah karena kita punya potensi, mereka bias kenapa kita tidak? Singapore--warung kecil--menjadi salah satu destenisasi wisata dan investasi yang dilirik dunia, saya yakin karena ada dua faktor tersebut, kebersihan dan keramahan. Rasa-rasanya kita--tepatnya saya--akan enggan berkunjung ke suatu tempat yang lokasinya tidak bersih dan orangnya tidak ramah, meski keluarga sendiri. Bukan sombong tapi semua mengenai kepuasan batin dan siapa yang mau jika akan mendapat sambutan tidak bersahabat.
Sejalan dengan Gerakan Revolusi Mental, Kementerian Koordinator Kemaritiman mencanangkan Gerakan Budaya Bersih dan Senyum (GBBS) agar tata kelola negara kita bersih dan penduduknya mudah senyum (ramah), kita harus ikut serta didalamnya mulai dari yang terkecil yaitu diri pribadi, keluarga dan masyarakat, yang nantinya akan menambah rezeki kita dari tamu yang berkunjung karena kenyamanan dan keramahan kita. Terima kasih Kemenko Maritim.
https://www.facebook.com/dooorB3j3N933LLL
https://twitter.com/dirmann
Salam Sehat dan Senyum
Gayo Lues, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H