Sekarang dan sejak dulu. Aku disini, masih bisa menghembus nafas, menghirup oksigen. Hingga aku mampu
menunggu waktu menghembus bendung angan, hingga
jatuh kepelukan,
menunggu waktu menghirup batas angan, hingga
jatuh kerangkulan.
Sekarang dan sejak dulu. Aku disini, masih bisa menapaki, mendaki, melalui jalan angan. Hingga aku mampu
menunggu waktu menapaki jarak angan yang berliku, hingga
mendekat ruang rindu angan
menunggu waktu mendaki renggang angan yang menjulang, hingga
sampai dipuncak senang angan
menunggu waktu melalui celah angan yang jauh, hingga
berjabat mesra indah angan.
Sekarang dan sejak dulu. Aku disini masih bisa menunggu, hingga
angan kumiliki.
Tapi,
dari sejak lama aku menunggu. Apakah angan setia pada janji?
Sekarang dan sejak dulu. Aku disini. Diatas Bumi Seribu Bukit akan menunggu, hingga
nafas berhenti berhembus.
Sekarang dan sejak dulu. Aku disini. Dibawah Langit Seribu Bukit akan menunggu, hingga
kaki berhenti berjalan.
Semoga masa tungguku, berhadiah angan yang setia pada janji.
Gayo Lues, 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H