Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sekarang dan Sejak Dulu

26 Juli 2016   13:15 Diperbarui: 26 Juli 2016   14:11 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang dan sejak dulu. Aku disini, masih bisa menghembus nafas, menghirup oksigen. Hingga aku mampu
menunggu waktu menghembus bendung angan, hingga
jatuh kepelukan,
menunggu waktu menghirup batas angan, hingga
jatuh kerangkulan.

Sekarang dan sejak dulu. Aku disini, masih bisa menapaki, mendaki, melalui jalan angan. Hingga aku mampu
menunggu waktu menapaki jarak angan yang berliku, hingga
mendekat ruang rindu angan
menunggu waktu mendaki renggang angan yang menjulang, hingga
sampai dipuncak senang angan
menunggu waktu melalui celah angan yang jauh, hingga
berjabat mesra indah angan.

Sekarang dan sejak dulu. Aku disini masih bisa menunggu, hingga
angan kumiliki.
Tapi,
dari sejak lama aku menunggu. Apakah angan setia pada janji?

Sekarang dan sejak dulu. Aku disini. Diatas Bumi Seribu Bukit akan menunggu, hingga
nafas berhenti berhembus.

Sekarang dan sejak dulu. Aku disini. Dibawah Langit Seribu Bukit akan menunggu, hingga
kaki berhenti berjalan.

Semoga masa tungguku, berhadiah angan yang setia pada janji.

Gayo Lues, 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun