Mohon tunggu...
NewK Oewien
NewK Oewien Mohon Tunggu... Petani - Sapa-sapa Maya

email : anakgayo91@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pembukaan Jalan Kebun untuk Meningkatkan Perekonomian Petani

12 Juni 2016   21:45 Diperbarui: 12 Juni 2016   21:56 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lahan Petani yang sudah siap tanam (Dokpri)

Pembukaan jalan kebun, menjadikan proses pertanian efesien. Efesien waktu dan tenaga. Waktu menjadi sangat efesien terutama waktu perjalanan. Sebelum ada jalan kebun, pekebun berjalan kaki menuju kebun masing – masing. Sebagian mereka menempuh waktu sampai 2 jam perjalanan, karena kebun mereka berjarak 3 Km dari kampung. Disamping waktu yang terkuras dijalan, tenaga juga ikut terkuras.

Dengan adanya jalan kebun seperti saat ini, pemoloran waktu dijalan berkurang karena menggunakan Honda (motor). Sebelumnya menghabiskan waktu 2 jam perjalanan, menjadi 10 – 15 menit saja. Sebelumnya tenaga banyak terkuras dijalan, sekarang tidak. Meski adanya tambahan biaya yaitu motor dan bensin, tetapi hal itu tidak ada apa – apanya dibandingkan dengan meningkatnya produktifitas hasil kebun (mayoritas pendapat petani).

Efektif

Pembukaan jalan kebun, menjadikan proses pertanian efektif. Efektif dalam hal pengangkutan bahan pertanian dan hasil kebun. Pengangkutan bahan pertanian yaitu pupuk, mulsa dan lainnya, menjadi efektif karena menggunakan tenaga motor. Bahkan bisa dikatakan sangat dan sangat efektif, yang mana dulunya menggunakan tenaga manusia. Bayangkan memundak pupuk sampai kiloan meter dan menanjak, paling bisa per orang 10 – 15 Kg pupuk sekali jalan. Selain bahan pertanian, begitu juga pengangkutan hasil kebun (hasil panen) menjadi sangat efektik.

Memang dikampung kute bukit dan sekitarnya, peningkatan ekonomi masyarakat belum bisa dikategorikan maju, tetapi peningkatannya sangat pesat (berkembang). Perkembangan petani disebabkan infrastruktur (jalan), yang sudah bisa dikategorikan maju di Kabupaten Gayo Lues adalah daerah perkebunan Kopi Kecamatan Pantan Cuaca. Pada tahun 2009, penulis pernah berkunjung kedaerah ini dan waktu itu masih tergolong sedikit para petani membudidayakan Kopi. Pada umumnya mereka membudidayakan Tembakau, Nilam dan Sere Wangi.

Pada bulan Maret lalu, saya berkunjung lagi ke daerah Pantan Cuaca. Saya terpana melihat pemandangan kebun Kopi disitu, yang mana dulu masih lahan kosong. Selain itu, terlihat banyak mobil yang parkir dihalaman rumah warga yang mana dulunya Motor aja jarang. Sangat menakjubkan, bukan?. Meskipun wilayah perkebunannya belum 100% ditanami Kopi, akan tetapi secara perlahan saya yakin 100% menjadi kebun Kopi. Dan begitu pula penjelasan pak Diman, salah satu Toke (pengepul) disana. “kemungkinan beberapa tahun lagi, daerah ini sudah ditanami Kopi semua ini”. Saya bertanya alasannya, pak Diman menjelaskan : “ya, baru – baru ini sudah ada recana (program pemerintah) perehaban jalan dan pembukaan jalan tambahan. Ada kemungkinannya sampai ke Aceh Tengah.”. saya bertanya lagi tentang motivasi orang – orang menaman Kopi. “ya, karena jalan, ini sekitar 30 km jauhnya. Coba aja kamu jalan-jalan kesena. Sudah banyak kebun Kopi.” Pak Diman menjelaskan dalam bahasa Gayo, tapi artinya kira – kira begitu. Dan ternyata benar, sepanjang 30 Km jalan kebun yang sudah beraspal, di kanan dan kiranya sekitar 70% adalah tanaman Kopi.

Ilustrasi Kebun Kopi )Sumber : http://msyukri63.blogspot.com/) - lupa dokomentasi kopinya
Ilustrasi Kebun Kopi )Sumber : http://msyukri63.blogspot.com/) - lupa dokomentasi kopinya
Sesuai ulasan diatas, pembangunan jalan untuk membuka akses pada suatu wilayah potensial sangat dibutuhkan untuk peningkatan perekonomian. Dengan adanya pembukaan jalan, akan meningkatkan daya jelajah pemerintah, swasta dan masyarakat untuk mengelola sektor – sektor potensial wilayah tersebut. Sektor potensial, misalnya sektor ekonomi, wisata dan lainnya. Pengelolaan sektor potensial, akan meningkatkan perekonomian individu (swasta) dan Negara.

Untuk Pembangunan Infrastruktur Indonesia Sentris. Selain jalan, pembangunan infrastruktur lainnya tidak kalah penting. Misalnya untuk menarik perhatian wisatawan, diperlukan pembangunan Bandara, Terminal, Pelabuhan, Perlistrikan, Telekomunikasi dan lainnya. Salah satu potensi wisata didaerah penulis adalah pendakian Gunung Leuser. Jalur pendakian ini memang sudah lama dibuka, akan tetapi kurangnya minat pendaki karena sulitnya akses ke Kab. Gayo Lues. Hal ini, sesuai pernyataan 3 orang pendaki dari pulau Jawa 2 tahun yang lalu, 2 orang dari Tegal dan 1 orang dari Surabaya. Salah satu dari mereka mengatakan “jalur pendakian ini akan sangat maju, jika akses ke Gayo maju” dan kedua temannya menyetujui.

Selain dari infrastruktur fisik. Untuk mengurangi kesenjangan sosial, diperlukan pembangunan infrastruktur sosial. Contohnya Sekolah, Rumah Sakit dll. Saya yakin untuk infrastruktur sosial, didaerah - daerah pedalaman Indonesia masih sangat kurang. Pernyataan ini, sesuai dengan kondisi infrastruktur sosial di daerah penulis. Yang mana, terkadang Emak – Emak untuk melahirkan saja harus dirujuk ke Banda Aceh atau Medan.

Salam Indonesia Raya

Gayo Lues, 2016

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun