Budaya dan Lingkungan
Budaya dan lingkungan juga sangat mempengaruhi pendidikan, terutama yang tinggal dalam wilayah budaya dan lingkungan tidak terdidik. Didaerah penulis (kampung) adalah salah satu daerah yang demikian, yang mana orang - orang tua sekitar 80 % tidak tamat SD. Kondisi ini, yang menyebabkan semangat dan minat anak sekolah sangat kurang karena tidak adanya 'suntikan' nasehat yang luar biasa dari orang tua. Di kampungku, hanya ada 2 orang anak saja yang lulus SD pada tahun ajaran 2002/2003. Seiring dengan waktu, sekarang sudah mengalami peningkatan minat sekolah. Untuk itu, diperlukan instansi yang terkait untuk menggencarkan sosialisai tentang pendidikan didaerah – daerah yang awam pendidikan. Misalnya: sosialisasi pentingnya menulis dan membaca. Sehingga, dapat merubah budaya dan lingkungan yang tidak terdidik menjadi budaya dan lingkungan yang terdidik.
Siswa
Dengan terpenuhinya sarana dan prasaran pendidikan, guru yang terdidik, orang tua yang berperan serta, dan budaya dan lingkungan yang terdidik, akan meningkatkan minat dan mental anak (siswa) untuk menjadi ‘haus’ pendidikan.
Yang dikhawatirkan adalah dengan kemegahan infrastruktur yang mewah, tetapi diisi oleh orang – orang yang tidak terdidik sama halnya dengan rumah sakit. Rumah sakit yang besar, mewah, bersih dan mahal tetapi disi oleh orang sakit (diambil dari pidato KH. Zainuddin MZ). Sangat dikhawatirkan. Untuk menghindari ini, diperlukan kesadaran diri dari semua pihak setiap individu, kelompok, masyarakat dan pemerintahan. Dengan demikian, pentingnya sebuah gerakan yang mementingkan pendidikan, sehingga menjadikan pendidikan adalah hal yang paling penting untuk dilakukan secara berlanjut dan berkesinambungan. Sehingga, menjadikan seluruh elemen Negara memiliki kualitas pendidikan yang tinggi. Dengan tingginya kualitas pendidikan, maka akan tinggi juga kualitas Negara.
Gayo Lues, bulan pendidikan 2016