Mohon tunggu...
Iwan Bahagia
Iwan Bahagia Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Mari Menulis, Menulis dan menulis...\r\nKarena tulisan kita akan dikenang sampai mati.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Mari Peduli Jakarta, “Stop” Puji Hujat Jokowi

2 Januari 2014   23:22 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:13 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Judul ini dimaksudkan untuk membuka pemikiran semua anak bangsa tentang kondisi ibu kota yang terus dalam upaya pembenahan, dengan maksud mengurangi kelalaian warga negara yang tengah asyik menggadang para capresnya, tak terkecuali gubernur Jakarta saat ini, Joko Widodo yang banyak dipuji dan bahkan memenangkan sejumlah polling calon RI 1 di masa mendatang.

Terlepas dari maka hingga saat ini warga DKI Jakarta masih menumpukan cita-cita dipundak pasangan Jokowi bersama pasangannya Basuki T Purnama alias Ahok hingga 2017 nanti. Kepemimpinan Jokowi terus menjadi sorotan masyarakat Indonesia pada umumnya, warga ibu kota khususnya.

Semua pihak tahu, untuk membangun Jakarta bukanlah hal yang mudah. Maka dari itu sadar atau tidak, pencitraan Jokowi bukanlah persoalan yang penting bagi penduduk disana, melainkan pentingnya konsep atau ide dan gagasan yang membangun. Bahkan hal yang ditunggu-tunggu adalah terobosan kongkret untuk membuktikan kepada masyarakat internasional bahwa ibu kota Indonesia ini tidak mengalami kemacetan sebagai mana yang mereka ketahui sebelumnya, atau membuktikan bahwa pemerintah Jakarta mampu kota hijau, mampu membiayai pendidikan warganya secara gratis, mampu member jaminan atas kesehatan warganya, mampu menguasai permasalahan para buruh, serta mampu menjamin kebebasan beragama selaras dengan tujuan bangsa ini.

Soal blusukan ala Jokowi, soal kemampuan komunikatifnya maupun bentuk berita atau tulisan yang dimuat media tentang positifnya sosok Jokowi, harusnya dikesampingkan dulu. Sebab jika bercerita tentang Jokowi bukan berarti bercerita tentang pembangunan DKI. Mengapa demikian?, sebagai contoh cobalah kita lihat pemberitaan saat ini, hampir seluruh media cetak dan elektronik maupun cyber cenderung memberitakan tentang Jokowi jadi capres daripada pemberitaan Jakarta ditinjau kekinian.

Oleh sebab itu, pencapaian pembangunan Jakarta tidak terlepas dari hasil karya para kuli tinta. Karena sesungguhnya opini masyarakat internasional, warga Negara Indonesia, khususnya warga DKI, ada tergiring berkat analisa dan objektivitas serta subjektivitas awak media.

Sebagai penutup, besar harapan anak bangsa untuk melihat DKI Jakarta bersinar dalam sektor pembangunan, dengan berbagai bentuk terobosan atau kejutan. Jika setiap mata menonton asyik menyaksikan puja puji capres dimasa depan, maka Jakata akan begitu-begitu saja. Semua pihak percaya, sosok Jokowi juga berharap kritikan, berharap mendapat masukan untuk membangun Jakarta.

Sekedar mengetuk hati masyarakat dan para jurnalis, menatap pembangunan Indonesia yang berawal dari Jakarta. Maka dari itu siapapun yang sedang membangun Jakarta bukanlah dipuji atau dihujat, melainkan didukung penuh dengan masukan dan kritikan.

Semoga anak bangsa tidak lalai dan tidak terus mengkultuskan sosok. Karena 242 jutalebih rakyat Indonesia menantikan perubahan ibu kota dari segala aspek pembangunan. oleh karena itu, mari peduli Jakarta, “Stop” puji hujat Jokowi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun