Gangguan akibat Kekurangan Yodium (GAKY): Defisiensi Gizi yang Terlupakan

Penanganan GAKY di Indonesia

 Gangguan tumbuh kembang otak dan kecerdasan yang berujung pada menurunnya kualitas sumber daya manusia harus segera diatasi untuk menghindari dampak negatif. Penyakit akibat kekurangan yodium dapat dicegah dan diobati dengan mengonsumsi makanan yang mengandung yodium. Beberapa sumber menyebutkan GAKY sudah dapat dikendalikan, namun tetap perlu mewaspadai dan memantaunya. Berdasarkan Surveilans Kemenkes, pemerintah telah melakukan beberapa upaya pengendalian dan pengawasan untuk menurunkan prevalensi GAKY di Indonesia, antara lain dengan memberikan suplemen, sosialisasi penggunaan garam beryodium, dan pengumpulan garam non-yodium, distribusi air serta minyak beryodium dan pemantauan pada masyarakat terhadap tanda-tanda GAKY.

Lalu, apa langkah awal penting dalam penanganan kasus GAKY ini?

Kesadaran dan keingintahuan masyarakat khususnya orang tua terhadap pengetahuan akan kebutuhan gizi menjadi pengaruh besar dari berbagai upaya penanganan Gaky. Untuk bayi dan anak usia sekolah, asupan yodium bergantung pada apa yang diberikan orang tua kepada mereka. Oleh karena itu, hasil penelitian Ana.M. Pires dikatakan bahwa responden ibu yang mampu menjawab dengan benar banyak pertanyaan tentang yodium dan sumber yodium, memiliki tingkat pendidikan tinggi atau bekerja di sektor kesehatan. Kesadaran seorang ibu dalam mengkonsumsi suplemen yodium selama hamil dan menyusui juga mempengaruhi kadar yodium.

Permasalahan gizi di Indonesia masih menjadi isu yang perlu dibahas dan diperdebatkan bersama untuk mencapai angka normal yang diinginkan. Kerja sama antara pemerintah dan masyarakat merupakan aspek kunci keberhasilan sistem. Perlunya peningkatan kesadaran mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan pangan bernutrisi dan menjaga Kesehatan, Karena tanpa kesadaran diri dan niat, sulit bagi sistem yang sudah dirancang sedemikian rupa itu untuk mencapai tujuannya.