Mohon tunggu...
Gayatri Maheswari
Gayatri Maheswari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya saat ini sedang menempuh pendidikan di universitas Muhammadiyah Surakarta fakultas ilmu kesehatan jurusan ilmu gizi, hobi memasak membuat saya memilih untuk mendalami akan gizi. Tertarik dengan hal hal yang berbau peningkatan gizi di masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Gangguan akibat Kekurangan Yodium (GAKY): Defisiensi Gizi yang Terlupakan

31 Desember 2023   13:45 Diperbarui: 31 Desember 2023   13:49 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Beberapa tahun terakhir ini, permasalahan Kesehatan gizi seperti stunting dan anemia banyak dibicarakan dan dijadikan bahan diskusi serta menjadi familiar di telinga masyarakat Indonesia. Dikutip dari sehatnegriku.kemkes.go.id dikatakan bahwa terdapat masalah gizi utama di Indonesia yaitu KEP (Kekurangan Energi Protein), KVA (Kekurangan Vitamin A), GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium), dan Anemia Gizi Besi (AGB). Dari beberapa masalah gizi utama tersebut, permasalahan gaky atau gangguan akibat kekurangan yodium jarang diangkat untuk didiskusikan, Padahal dampak dari kekurangan yodium ini sangat kompleks mulai dari pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental yang terganggu, perkembangan sel-sel jaringan tubuh yang terhambat, kecacatan ataupun kelainan, dan bahkan kematian.

 Gangguan akibat kekurangan yodium atau biasa disebut gaky ini dapat menyerang segala usia, baik anak-anak, remaja, dewasa, usia subur, lansia, bahkan bayi dalam kandungan. Penyebab utama gangguan ini adalah kurangnya asupan yodium. Senyawa yodium ini bersifat esensial yang artinya tidak diproduksi oleh tubuh, sehingga pemenuhan asupan yodium dari luar tubuh menjadi sangat penting untuk diperhatikan. senyawa yodium terdapat dalam alam atau tanah. Tingkat kandungan yodium pada bahan makanan yang tumbuh di alam dipengaruhi oleh letak geografis. yodium dalam tanah memiliki variasi Tingkat yang berbeda-beda. Perbedaan ini disebabkan oleh erosi tanah kaya yodium oleh air hujan seiring berjalannya waktu. Oleh karena itu, ketika tanah yang terkikis oleh air hujan bergerak menuju laut, konsentrasi yodium di daerah pegunungan dan pedalaman lebih rendah dibandingkan di daerah pantai.

Gangguan akibat kekurangan yodium dapat menimbulkan dampak jangka pendek dan jangka panjang seperti Pembengkakan kelenjar tiroid dan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan sel-sel tubuh. Senyawa yodium yang tidak terpenuhi dalam tubuh menyebabkan produksi hormon tiroid tidak mencukupi. Hormon tiroid diproduksi oleh kelenjar tiroid dari komponen utama yodium, dan berperan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan fisik tubuh serta mental tubuh. Jika suatu kasus dikatakan dapat memberikan dampak jangka Panjang, maka dapat diasumsikan pula bahwa yang terkena dampak negatif tersebut bukan lagi salah satu pihak, melainkan berdampak pada pihak lain.

Gondok (Goiter)

Ciri fisik penyakit kekurangan yodium (GAKY) yang paling terlihat adalah munculnya penyakit gondok. Penyakit gondok terjadi karena kelenjar tiroid kekurangan hormon tiroid yang dihasilkan oleh yodium sehingga harus bekerja lebih keras yang mengakibatkan pembengkakan dan penyakit gondok. Berdasarkan beberapa penelitian tentang peningkatan asupan yodium dan upaya pemenuhan kebutuhan asupan yodium, ditemukan hasil positif dalam penurunan prevalensi penyakit gondok. Hal ini menunjukkan bahwa kekurangan yodium berhubungan dengan penyakit gondok. Penyakit gondok dapat terjadi pada siapa saja dan pada usia berapa pun, namun hal tersebut bukanlah satu-satunya ciri penyakit gondok. Pasalnya, tidak semua orang yang menderita kekurangan yodium akan menderita penyakit gondok dan bengkak.

Terganggunya Pertumbuhan dan Perkembangan Otak 

Asupan yodium yang rendah menyebabkan produksi hormon tiroid tidak mencukupi, sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan otak. Pernyataan ini sejalan dengan buku Tim GAKY pusat pada tahun 2005 bahwa dari 20 juta penduduk Indonesia yang menderita GAKY, diperkirakan 140 juta poin IQ bisa hilang, dan pada Kajian Muhilal tahun 1998 menyebutkan hilangnya 13,5 poin IQ dapat menyebabkan 130 juta poin IQ hilang di Indonesia, serta Delange 2000 mengatakan kekurangan yodium mengakibatkan hilangnya 10-15 poin IQ. Berdasarkan data survei Riskesdas tahun 2013, prevalensi Gaky di Indonesia sebesar 11,1%. Jika 11,1% orang yang terkena GAKY mengalami penurunan poin IQ, maka hal ini akan berdampak pada kecerdasan akademik dan intelektual masyarakat Indonesia. Karena kecerdasan dalam berpikir dan bertindak mempengaruhi kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada, maka fenomena ini dapat dikatakan mempunyai resiko atau dampak negatif terhadap kualitas SDM di Indonesia.

Terhambatnya tumbuh kembang

Gangguan akibat kekurangan yodium dapat terjadi pada berbagai kelompok umur, termasuk pada janin dan anak-anak, serta dapat menimbulkan dampak negatif jika tidak ditangani. Ibu hamil yang menderita kekurangan yodium dapat berdampak pada bayi yang dilahirkannya, dan bayi yang lahir dari ibu penderita GAKY dapat terkena kretin atau kretinisme. Kretin atau kretinisme adalah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan hormon tiroid. Kelainan ini ditandai dengan keterlambatan perkembangan fisik sehingga menyebabkan bayi tumbuh pendek atau kecil. 

Prestasi Belajar

Penurunan kadar yodium dalam tubuh dapat menyebabkan menurunnya prestasi akademik. Hal ini disebabkan oleh penurunan hormon tiroid yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan otak. Berdasarkan penelitian Gema.T.D. tentang hubungan antara kadar yodium dalam tubuh dan keberhasilan belajar, menunjukkan bahwa rendahnya kadar hormon tiroid dalam darah berhubungan dengan rendahnya perkembangan otak. Menurunnya angka keberhasilan belajar berdampak negatif terhadap kualitas individu sehingga tercermin pada menurunnya kualitas sumber daya manusia dalam jangka panjang. Penurunan kualitas ini memberikan dampak negatif terhadap masa depan negara dalam banyak hal, mulai dari segi ekonomi, sosial, dan budaya. Karena kedepannya akan semakin dibutuhkan cara berpikir baru yang dapat digunakan untuk kemajuan negara. Mengingat dampak negatif jangka panjang tersebut, maka perlu perhatian lebih terhadap asupan zat gizi mikro, termasuk penyerapan yodium yang masuk ke dalam tubuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun