[caption id="attachment_376770" align="aligncenter" width="466" caption="pedagang sayuran (dok. pribadi)"]
Karena itu walau ponsel sudah memberitahu bahwa kekuatan lampu batereisudah hampir habis, saya nekad motret dengan risiko agak ngeblur. Hasilnya? Diedit sana sini dengan aplikasi gratisan , jadi deh ……
Tidak sempurna. Foto diatas tidak bisa saya crop penuh karena framming buah petai akan terpotong. Sedangkan foto dibawah terpaksa saya crop habis karena hasil candid terhalang dinding pasar.
[caption id="attachment_376750" align="aligncenter" width="453" caption="pedagang telur (dok. pribadi)"]
Kemudian, ada yang saya banget:
Jangan pikirkan pandangan orang sekitar saat kita memotret. Biarkan apa yang mereka ekpresikan, senang, sebel, kesal atau marah sesaat. Kalau perlu minta izin, lakukan. Hormati lingkungan dan orang yang akan kita foto. Tetaplah tersenyum dan tunjukan effort bahwa kita orang baik.
"Ibarat kata kalau mau motret ke pasar, cukup beli jengkol satu kantong kresek. Kita tenteng, kita memotret juga nggak akan dicurigai," saran Raul.
[caption id="attachment_376752" align="aligncenter" width="462" caption="pedagang sayuran (dok. pribadi)"]
Sedangkan foto jengkol dan penjualnya ini:
[caption id="attachment_376753" align="aligncenter" width="470" caption="pedagang jengkol (dok.pribadi)"]
Usai difoto, dia mau mengulang pose yang macho. Tapi ketika saya persilakan, dia malah menolak. Kebetulan flash tidak bisa digunakan. Baterei ponsel menunjukkan angka satu digit. Wahhh ......
Perjalanan memotret pasar tradisional memang mengasyikkan. Saya perlu belanja buah, sekalian deh motret, sekalian juga ngobrol ngalor ngidul dengan penjualnya dan pulang membawa oleh-oleh foto yang diinginkan.
Memotret objek diam-diampun berhasil, asalkan mereka menyetujui sesudahnya. Karena terkadang mereka keberatan dan kita harus menghargai hal tersebut. Setuju?
[caption id="attachment_376767" align="aligncenter" width="387" caption="penjual sayur yang ayu (dok. pribadi)"]
Sumber : inet.detik.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H