Mohon tunggu...
Lily Lilium
Lily Lilium Mohon Tunggu... lainnya -

emaknya anak-anak

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

(kampretjebul4) Sejuta Wajah di Pasar Tradisional

5 April 2015   08:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:31 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_376770" align="aligncenter" width="466" caption="pedagang sayuran (dok. pribadi)"]

14281679191143681932
14281679191143681932
[/caption]

Karena itu walau ponsel sudah memberitahu bahwa kekuatan lampu batereisudah hampir habis, saya nekad motret dengan risiko agak ngeblur. Hasilnya? Diedit sana sini dengan aplikasi gratisan , jadi deh ……

Tidak sempurna. Foto diatas tidak bisa saya crop penuh karena framming buah petai akan terpotong. Sedangkan foto dibawah terpaksa saya crop habis karena hasil candid terhalang dinding pasar.

[caption id="attachment_376750" align="aligncenter" width="453" caption="pedagang telur (dok. pribadi)"]

14281632551739009229
14281632551739009229
[/caption]

Kemudian, ada yang saya banget:

Jangan pikirkan pandangan orang sekitar saat kita memotret. Biarkan apa yang mereka ekpresikan, senang, sebel, kesal atau marah sesaat. Kalau perlu minta izin, lakukan. Hormati lingkungan dan orang yang akan kita foto. Tetaplah tersenyum dan tunjukan effort bahwa kita orang baik.
"Ibarat kata kalau mau motret ke pasar, cukup beli jengkol satu kantong kresek. Kita tenteng, kita memotret juga nggak akan dicurigai," saran Raul.

[caption id="attachment_376752" align="aligncenter" width="462" caption="pedagang sayuran (dok. pribadi)"]

14281635521319747632
14281635521319747632
[/caption]

Sedangkan foto jengkol dan penjualnya ini:

[caption id="attachment_376753" align="aligncenter" width="470" caption="pedagang jengkol (dok.pribadi)"]

1428163657365341622
1428163657365341622
[/caption]

Usai difoto, dia mau mengulang pose yang macho. Tapi ketika saya persilakan, dia malah menolak. Kebetulan flash tidak bisa digunakan. Baterei ponsel menunjukkan angka satu digit. Wahhh ......

Perjalanan memotret pasar tradisional memang mengasyikkan. Saya perlu belanja buah, sekalian deh motret, sekalian juga ngobrol ngalor ngidul dengan penjualnya dan pulang membawa oleh-oleh foto yang diinginkan.

Memotret objek diam-diampun berhasil, asalkan mereka menyetujui sesudahnya. Karena terkadang mereka keberatan dan kita harus menghargai hal tersebut. Setuju?

[caption id="attachment_376767" align="aligncenter" width="387" caption="penjual sayur yang ayu (dok. pribadi)"]

14281670381805096842
14281670381805096842
[/caption]

Sumber : inet.detik.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun