Bahayanya Menerbangkan Pesawat Seenak Hati - Berkaca dari Kasus Pinnacle Airlines Penerbangan 3701

"Being a pilot is not just about flying, it's about decision making and judgment because many lives depend on you."

---      Anonymous senior pilot

Di dunia penerbangan, pilot adalah orang yang mengemudikan pesawat terbang, dan memiliki peran penting dalam industri transportasi khususnya penerbangan. Sebagai seorang pilot, tugas utama mereka adalah meyakinkan bahwa mereka menerbangkan pesawat dengan aman agar bisa mendarat dengan selamat sampai tujuan. Seorang pilot juga diharuskan untuk mengikuti peraturan penerbangan yang diterapkan. Ia harus mengetahui kemampuannya serta batas-batas keahliannya sendiri juga memahami kemampuan pesawat yang diterbangkan.

Salah satu dari peraturan yang mengikat pilot dalam menerbangkan pesawat adalah "golden rule", dimana pilot harus mengikuti tiga prinsip penerbangan yaitu: Aviate, Navigate, Communicate:

Aviate, dimulai dari saat pilot melakukan prosedur persiapan lepas landas,dengan memastikan parameter mesin pesawat berjalan normal, kontrol pesawat dipastikan tidak ada kerusakan atau masalah, dan bahwa pesawat sudah dikonfigurasi untuk lepas landas secara optimal. Setelah semua hal tersebut sudah siap, pilot akan mempersiapkan untuk melakukan lepas landas, dan terbang menuju tujuan dengan memprioritaskan menerbangkan pesawat dan memonitor semua parameter dan instrumen, agar bila ada anomali/kerusakan, bisa langsung melakukan tindakan.

Navigate, dilakukan saat pesawat sudah lepas landas dari bandara, dimana pilot memprioritas menerbangkan pesawat ke arah destinasi atau bandara terdekat bila ada darurat dengan aman.

Communicate, bertujuan untuk menerapkan atau melakukan komunikasi kepada pihak ATC (Air Traffic Control) tentang kondisi dan situasi penerbangan kenapa hal tersebut penting karena untuk memberi tahu kepada ATC bahwa kondisi penerbangan normal, dan tidak ada situasi darurat.

Prosedur dalam menerbangkan pesawat sangat banyak dan detail, bahkan juga rumit. Alasan prosedur ini diterapkan agar pilot, penumpang, dan bahkan orang di darat pun aman dari bahaya. Prosedur tersebut meyakinkan bahwa parameter terbang sesuai aturan agar kenyamanan dan keamanan penumpang terjamin. Bila hal ini diabaikan secara total, maka sudah pasti penerbangan akan berakhir dengan kecelakaan besar yang tidak hanya menghancurkan pesawat namun juga mengakibatkan orang untuk hilang nyawa.

Pada 14 Oktober 2004, sebuah pesawat Bombardier CRJ-200 milik Pinnacle Airlines akan melakukan penerbangan dari Little Rock menuju Minneapolis sebagai penerbangan nomor 3701. Penerbangan tersebut adalah macam ferry flight atau repositioning yang hanya menerbangkan pesawat tanpa penumpang dari satu bandara ke lain. Dalam penerbangan tersebut, hanya ada dua pilot yang berada di dalam pesawat, yaitu Captain Jesse Rhodes dengan 6900 jam terbang, dan Co-Pilot Peter Cesarz dengan 761 jam terbang. 

Setelah pesawat Pinnacle Airlines penerbangan 3701 lepas landas dari Little Rock, tiba-tiba Captain melakukan gerakan pitch-up dengan menanjak ketinggian secara tajam, sampai dua kali lipat dari gaya gravitasi, seperti pesawat jet tempur yang sedang melakukan lepas landas. Gerakan ini tidak dalam prosedur penerbangan normal. Karena pesawat tiba-tiba menanjak dengan tiba-tiba dalam sudut tinggi, system stall pesawat sampai nyala, yang menyebabkan kecepatan pesawat berkurang saat menanjak sebelum pilot mengembalikan penanjakan pesawat ke kondisi normal. 

Di tengah penanjakan, kedua pilot pun berpindah tempat duduk, dimana Co-Pilot duduk di kursi Captain di sebelah kiri, dan sebaliknya untuk Captain yang duduk di kursi Co-Pilot. Tindakan ini sangat tidak biasa, dan juga tidak dilakukan dalam tengah penerbangan. Selain itu, beberapa tanjakan tajam juga dilakukan sebelum menyampaikan cruise altitude, yaitu sampai tingkat pendakian 10,000 kaki/menit, bagi sekelas pesawat CRJ-200 maupun pesawat penumpang komersial lain sangat berbahaya dan sudah melanggarkan prosedur dengan secara besar. 

Saat mereka akhirnya sampai di cruise altitude mereka di 33,000 kaki, Captain Rhodes meminta izin ATC untuk mendaki ke ketinggian 41,000 kaki, yaitu ketinggian operasional maksimal pesawat tersebut. Saat pesawat mendaki untuk mencapai ketinggian tersebut, Captain dan Co-Pilot pun tertawa dan bercanda satu sama lain. Setelah pesawat sampai di ketinggian maksimum, kedua pilot pun senang dan berselebrasi dengan tingkah laku tidak sesuai pilot professional. 

Yang mereka tidak tahu dan sadari, saat menanjak pada ketinggian maksimum tersebut, mereka telah memaksakan pesawat melewati batas ketinggian maksimum yang dikeluarkan oleh pabrik produsen pesawat, dan akibatnya, kecepatan pesawat terlalu rendah untuk bertahan di 41,000 kaki dengan mesin dipaksa untuk jalan dalam tenaga tinggi. Akibatnya, pesawat pun mengalami stall, yaitu kehilangan daya angkat dan pesawat menukik turun dengan juga karena stall protection system, dan pada saat waktu yang sama kedua mesin pesawat gagal total.

Saat mesin pesawat gagal total karena overstress dan pesawat put mengalami stall pada waktu yang sama, pilot pun tersentak kaget dan mencoba mendapatkan kembali kendali pesawat. Captain Rhodes buru-buru mengeluarkan pesawat dari kondisi stall, dan melaporkan darurat kepada ATC sambil mereka mencoba analisis situasi yang dihadapi. 

Pada situasi tersebut, sebenarnya pesawat masih bisa melakukan restart dan mempunyai juga ketinggian yang cukup untuk mencapai 6 bandara di sekitar mereka untuk melakukan pendaratan darurat. Saat pilot mencoba melakukan prosedur restart di udara, Co-Pilot Cesarz tidak menurunkan hidung pesawat dengan cukup untuk menambahkan kecepatan pesawat dimana seharusnya mereka harus menukikkan pesawat dengan cukup agar bisa mencapai kecepatan yang dibutuhkan agar turbin bisa berputar dengan cepat untuk prosedur restart. 

Selain situasi stall, pesawat tersebut juga mengalami Core Lock yang menyebabkan prosedur restart gagal untuk dilakukan. Karena ini, turbin pesawat tidak mengalami rotasi sama sekali, dan akhirnya, mesti pilot pun mencoba menyalakan mesin kembali lewat APU start, mesin pesawat telah rusak parah dikarenakan kondisi tersebut. Core Lock adalah kondisi dimana turbin pesawat tidak bisa berputar bila mesin pesawat gagal akibat overstress dan overheat, turbinnya terpapar udara dingin di ketinggian tersebut. Karena turbin tidak berotasi, maka komponen mesin mendingin dalam rasio yang tidak merata.

Captain Rhodes tidak melaporkan kondisi yang sebenarnya ke ATC, dimana mereka melaporkan hanya salah satu mesin yang gagal. Pilotnya meremehkan situasi kritis yang dihadapi dengan berbohong tentang situasi di pesawat. Saat mesin pesawat benar-benar tidak bisa di restart, baru Captain Rhodes melaporkan bahwa kedua mesin telah gagal total. Tetapi pada saat itu, mereka sudah turun terlalu rendah untuk mencapai bandara terdekat. Kedua pilot berusaha sebisa merekapun untuk mendekati bandara Jefferson City, tetapi ketika sudah jelas pesawatnya terlalu rendah, pilot pun memilih untuk membiarkan roda pesawat tidak turun agar tidak menabrak rumah. Akhirnya, pesawat pun jatuh di daerah perumahan dekat bandara Jefferson City. Kedua pilot sayangnya tewas dalam kecelakaan tersebut, tetapi tidak ada korban jiwa di darat.

"Setiap tindakan memiliki konsekuensi."

---     Me, Gavin

Setiap tindakan yang kita ambil, baik positif maupun negatif, akan memiliki dampak atau hasil tertentu. Perilaku kita dapat memengaruhi diri kita sendiri, orang lain, dan dunia di sekitar kita, sehingga penting untuk berpikir dengan hati-hati sebelum bertindak, mempertimbangkan hasil dan dampak yang mungkin terjadi dari keputusan kita. Karena tindakan yang kita ambil saling terkait, dan bahkan tindakan yang tampaknya kecil atau tidak penting, dapat menyebabkan konsekuensi yang lebih besar seiring waktu. Pada kasus ini, Captain Rhodes dan Co-Pilot Cesarz sudah pasti mengalami konsekuensi atas tindakan mereka karena menerbangkan pesawat seenak hati. Untuk menganulir kesalahan, kedua pilot mencoba berbohong dalam situasi sebenarnya mereka, hingga membuang kesempatan untuk mendarat dengan selamat, dan akibatnya, pesawat jatuh setelah gagal sampai bandara terdekat. Di dunia penerbangan ada prosedur dan peraturan, dan itu dibuat agar penumpang, pilot, dan orang yang di darat aman dari kecelakaan, dan ketika semua itu diabaikan, maka mereka harus bersiap untuk menerima konsekuensi. Dengan kecelakaan yang menimpa penerbangan 3701, dimana dua pilot menerbangkan pesawat dengan seenak hati mereka dan meninggal karena pesawat mereka jatuh, sudah pasti pesan dari cerita ini jelas sekali untuk tidak melanggar prosedur atau peraturan penerbangan seperti yang dilakukan dua pilot ini.

Sumber:
https://en.wikipedia.org/wiki/Pinnacle_Airlines_Flight_3701

https://www.youtube.com/watch?v=DCMmCekKO_c

https://pea.com/blog/6-pilot-rules-that-everyone-should-live-by/

https://admiralcloudberg.medium.com/the-four-one-zero-club-the-crash-of-pinnacle-airlines-flight-3701-9776dd06467b

https://asn.flightsafety.org/reports/2004/20041014_CRJ2_N8396A.pdf