Mohon tunggu...
Gauzan Adib
Gauzan Adib Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pecinta damai

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Membangun Kepri yang Merata, Harapan Baru di Ujung Pulau

20 November 2024   15:38 Diperbarui: 20 November 2024   15:50 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Rahmad Pamuji

 

Kepulauan Riau, negeri yang kaya dengan laut dan pulau-pulau yang mempesona, memiliki potensi luar biasa untuk berkembang. Namun, kalau kita jujur melihat keadaan hari ini, kemajuan itu belum dirasakan secara merata. Kota Batam memang terus melesat sebagai pusat industri dan perdagangan, tapi bagaimana dengan Lingga, Anambas, atau Natuna? Wilayah-wilayah ini seperti tak mendapat perhatian yang sama.


Di atas kertas, PDRB Kepri tampak menjanjikan. Batam menyumbang lebih dari 65% ekonomi provinsi, tapi lihat Lingga, yang hanya 1,59%. Di Anambas, pertumbuhan ekonominya bahkan tak sampai 1%. Ini bukan sekadar angka, tapi cerminan bagaimana pembangunan di Kepri masih timpang. Kalau ini dibiarkan, siapa yang rugi? Masyarakat kita sendiri.
 
Lingga dan Anambas: Potensi yang Tertinggal

Coba kita lihat Lingga. Kabupaten ini punya tingkat kemiskinan tertinggi di Kepri, 11,26%. Jalan-jalan di sana? 15% masih rusak berat. Lalu Anambas, dengan sanitasi layak yang cuma dinikmati 28,96% rumah tangga. Padahal, daerah-daerah ini punya potensi besar di sektor perikanan dan pariwisata. Tapi apa gunanya kalau infrastruktur dasar saja tak memadai?


Natuna juga tak jauh beda. Sebagai wilayah perbatasan yang strategis, Natuna seharusnya jadi gerbang depan Indonesia di Laut Cina Selatan. Tapi, pertumbuhan ekonominya hanya 0,96%. Ini jadi tanda bahwa perhatian dan investasi untuk Natuna masih sangat minim.
 

Tanjungpinang, Ibu Kota yang Harusnya Jadi Contoh

Sebagai ibu kota provinsi, Tanjungpinang punya tanggung jawab besar. Tapi apa yang terjadi? Pertumbuhan ekonominya hanya 4,92%, jauh tertinggal dibanding Batam yang mencapai 7,04%. Sanitasi di Tanjungpinang memang sudah cukup baik (93,77% rumah tangga punya akses), tapi itu belum cukup untuk membuat kota ini jadi pusat penggerak provinsi.


Tanjungpinang mestinya bisa lebih maju. Infrastruktur, akses ke layanan dasar, hingga ekonomi kreatif seharusnya jadi fokus utama. Bukan hanya soal mengejar ketertinggalan, tapi membangun fondasi yang kuat untuk mendukung wilayah lain di Kepri.
 
Harapan untuk Kepri yang Lebih Merata

Kepulauan Riau butuh pendekatan baru untuk menyelesaikan masalah ketimpangan ini. Pertama-tama, infrastruktur harus jadi prioritas. Tanpa jalan yang baik, pelabuhan yang layak, atau transportasi udara yang memadai, jangan harap ekonomi di daerah-daerah seperti Lingga atau Anambas bisa berkembang.


Kedua, pemerintah harus serius mengembangkan sektor perikanan dan pariwisata di Natuna dan Anambas. Dengan potensi laut yang kaya, kedua daerah ini bisa jadi pusat perikanan nasional, asalkan ada investasi dan pengelolaan yang tepat. Begitu juga dengan pariwisata—pantai dan keindahan alam di sini bukan sekadar aset, tapi peluang besar untuk meningkatkan ekonomi masyarakat setempat.


Ketiga, ibu kota provinsi, Tanjungpinang, harus diperkuat. Ini bukan hanya soal prestise, tapi soal tanggung jawab. Tanjungpinang harus jadi pusat koordinasi pembangunan yang merangkul seluruh Kepri, bukan hanya kota administratif belaka.
 
Mengapa Kita Butuh Pemimpin yang Berani?


Membangun Kepri bukan pekerjaan kecil. Butuh pemimpin yang tak hanya paham masalah, tapi juga punya solusi. Kita butuh seseorang yang bisa menyatukan Batam, Tanjungpinang, Lingga, Natuna, hingga Anambas dalam satu visi besar: Kepri yang maju, merata, dan sejahtera.


Pemimpin yang tepat bukan hanya bicara soal angka, tapi juga punya rekam jejak yang jelas. Membangun Batam jadi kota industri modern, membawa investor, memastikan rakyat mendapat akses yang layak—itulah contoh nyata yang kita butuhkan. Kalau visi itu bisa diterapkan di seluruh Kepri, saya yakin, kita akan melihat perubahan besar.
 
Sosok Pemimpin yang Dibutuhkan Kepri


Kepulauan Riau membutuhkan pemimpin yang tidak hanya memiliki visi besar, tetapi juga bukti nyata kemampuan dalam mewujudkan visi tersebut. Tantangan yang dihadapi Kepri saat ini—ketimpangan pembangunan, pertumbuhan ekonomi yang lambat di beberapa daerah, dan akses infrastruktur dasar yang terbatas—hanya dapat diatasi oleh figur yang berpengalaman dan realistis.


Muhammad Rudi, misalnya, sebagai Wali Kota Batam, telah menjadikan kota ini sebagai tulang punggung ekonomi Kepri. Dengan pertumbuhan ekonomi Batam mencapai 7,04%, ia menunjukkan kepiawaian dalam menarik investasi asing hingga USD 160 juta dan mengelola sektor industri serta perdagangan internasional. Bahkan di tengah pandemi, Rudi mampu membawa Batam keluar dari keterpurukan ekonomi, menjadikannya salah satu kota dengan daya saing tertinggi di Indonesia.


Aunur Rafiq, di sisi lain, adalah mantan Bupati Karimun yang dikenal mampu memimpin wilayahnya dengan fokus pada pembangunan yang inklusif. Kombinasi pengalaman dan keberhasilan keduanya menjadikan mereka pasangan pemimpin yang paling realistis untuk menghadapi persoalan Kepri saat ini dan tantangan di masa depan.


Realitas Angka yang Tak Bisa Dibantah


Jika kita mau jujur melihat angka-angka dan pencapaian, tidak ada kepala daerah di Kepri saat ini yang mampu menandingi portfolio Rudi-Rafiq. Lingga, Natuna, dan Anambas butuh figur yang bisa membawa pembangunan infrastruktur seperti yang telah dilakukan Rudi di Batam. Tanjungpinang, sebagai ibu kota, butuh pemimpin yang bisa mengangkatnya menjadi motor penggerak provinsi, seperti cara Rudi mengembangkan Batam sebagai pusat industri. Dalam konteks inilah, Rudi-Rafiq bukan hanya sosok yang memiliki visi, tapi juga solusi yang konkret dan terukur.
 
Satu Harapan, Banyak Perubahan


Masyarakat Kepri layak bermimpi besar. Tapi mimpi itu tak akan jadi kenyataan tanpa kerja keras dan komitmen bersama. Dari Lingga yang butuh jalan baik, Anambas yang ingin sanitasi layak, hingga Tanjungpinang yang harus jadi pusat kemajuan, semuanya butuh perhatian.


Saatnya kita mengingat, Kepri ini adalah rumah bersama. Dan rumah ini hanya bisa maju kalau semua bagiannya diperhatikan. Kepulauan Riau bisa lebih baik, asal kita mau bergerak bersama.
 
_Rahmad Pamuji adalah seorang warga Kepulauan Riau yang peduli pada pembangunan daerah yang berkeadilan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat_

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun