Mohon tunggu...
Gauzan Adib
Gauzan Adib Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Pecinta damai

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Dulu Dibenci, Kini BLT Dimunculkan Lagi

25 April 2022   11:05 Diperbarui: 25 April 2022   11:10 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi BLT minyak goreng.(Shutterstock/Melimey)

Mau kemana yu? Tanyaku pada Yu Sarni yang pagi itu sudah cantik molek tapi tampak buru-buru. Mau ke kelurahan, jawabnya singkat.

Weh, ada apa di kelurahan? Tanyaku lagi. Ambil duit, jawabnya dengan suara sedikit keras dan senyum lebar.

Waduh kok bikin penasaran ya. Akhirnya aku pun mengikuti Yu Sarni dari belakang dan sampailah di kelurahan. Masya Allah, antrean apa ini kenapa panjang sekali seperti ular naga.

Dari emak-emak, mbah mbah dan mbakyu mbakyu macam Yu Sarni tampak berbaris rapi dengan wajah ceria meski terik matahari begitu menyengat.

Aku pun yang begitu penasaran bertanya pada orang-orang di sekitar situ. Owalah, ternyata ada penyaluran BLT, bantuan langsung tunai akibat harga minyak goreng yang terus melejit. Aku sebenarnya juga gak begitu paham kenapa harga minyak goreng katanya sangat mahal, sampai antrean jualan minyak goreng curah terus mengular bahkan sampai ribut.

Yang aku tahu hanya harga gorengan yang kini naik. Maklumlah, aku kan hanya perantauan di sebuah kota kecil yang nggak ngerti kalau harga sembako naik atau turun. Setahuku, gajiku hanya cukup buat makan, ngekos dan sedikit nabung buat masa depan.

Itupun kalau orang rumah nggak minta kiriman, kalau minta kiriman ya tabungannya wassalam. Tapi kan nggak papa, wong ngirim buat orang tua masa mau disesali.

Nasib kaum ekonomi ngehek di negeri ini memang begitu, semua serba pas-pasan. Gaji naik dikit, harga gorengan ya naik. Eh tapi ya tetap disyukuri lho, aku bukan termasuk salah satu dari mereka yang di PHK. Entahlah kalau aku di PHK, mungkin hari ini bakal jadi pengamen atau upin-ipin di perempatan lampu merah.

Sejenak aku tersadar, lalu mengambil HP di saku celana. Ku lihat tanggal dan tahun dengan seksama. Ini era siapa ya yang berkuasa?

Sedikit bingung sebenarnya, jangan-jangan aku sudah menggunakan mesin waktu dan kembali ke 9 tahunan lalu. Tapi, di HPku memunculkan tahun 2022, ya 2022. Kok ada BLT, pikirku.

Ahh tapi setelah dipikir-pikir, ya apa salahnya karena kondisi memang lagi sulit begini. Apalagi karena ada pandemi, banyak orang kehilangan pekerjaan dan penghasilan. Kalau tidak diberi bantuan tunai, lalu bagaimana mereka melanjutkan hidupnya.

Toh pelaksanaannya di era Presiden Jokowi sekarang juga makin bagus dan sebagian besar sudah tepat sasaran. Di era sekarang, BLT pun disalurkan untuk banyak pihak. Pekerja bisa dapat BLT, pelaku UMKM juga bisa dapat. Warga pun senang. Saat pandemi, mungkin bantuan langsung tunai memang dinantikan.

Jadi ya tidak ada salahnya kan jika Presiden Jokowi mengadopsi kebijakan presiden SBY dengan BLTnya kala itu. Meski kebijakannya kala itu banyak ditentang karena juga menimbulkan antrean panjang, keributan hingga timbulnya korban. Politik atau kekuasaan ya memang begitu, saling mengkritik dan memperbaiki kebijakan.

Pak Jokowi dulu mengkritik pak SBY, sekarang pun sebaliknya. Tapi Pak SBY sekarang juga sudah punya asisten yang bisa ikut komentar, Mas AHY.

Tapi, yang lebih penting dari semua itu sebenarnya adalah kebijakannya haruslah untuk rakyat. Dan kritik yang disampaikan harusnya untuk saling mengingatkan dan membangun, bukan mengolok-olok bahkan hingga ada ujaran kebencian.

Soal harga minyak goreng, pemerintah juga seharusnya segera bertindak agar ini tidak menjadi fenomena yang mencekik rakyat kecil. Penyaluran BLT dalam jangka pendek mungkin bisa menjadi solusi, tapi ya selanjutnya harus dibarengi dengan strategi strategi handal agar harga kebutuhan terkendali.

Orang bilang tanah kita itu tanah surga, tongkat kayu dan batu saja jadi tanaman. Sayangnya, kenapa rakyatnya masih susah makan? Haruskah kita bertanya pada Tuhan, atau cukup bertanya pada penguasa.....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun