Orang pada tertawa ketika saya mengatakan bahwa saya ini anggota Relawan TIK (Teknologi Informasi Komunikasi) Kabupaten Cianjur, tapi anggota yang gaptek (gagap teknologi).
Loh memang kenapa?
Sejak Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) membentuk relawan teknologi informasi komunikasi (TIK) di seluruh provinsi untuk mendukung program percepatan penetrasi internet di masyarakat, di kabupaten tempat saya tinggal pun terbentuk organisasi ini.
Sempat diberitakan tahun 2015, sebanyak 50 persen penduduk dunia memiliki akses terhadap informasi, dalam hal ini akses internet. Untuk mempercepat penetrasi internet di masyarakat Kominfo tidak bisa bekerja sendirian. Pembentukan relawan TIK menjadi salah satu upaya untuk mendukung target itu, dengan memberdayakan seluruh elemen masyarakat.
Memang anggota Relawan TIK ini mayoritas terdiri dari anak muda yang jago dan melek teknologi. Netizen jaman now yang mahir dalam dunia literasi digital, gitulah...
Sementara saya? Masa iya gagap teknologi bisa diterima di komunitas keren ini?
Saya sendiri sebenarnya tidak sengaja bisa gabung di komunitas ini. Berawal ketika pemerintah daerah kabupaten Cianjur yang saat itu masih dipimpin Irvan Rivano Muchtar, merekrut beberapa blogger, selebgram dan komunitas lintas batas untuk ikut mempromosikan program Pemkab Cianjur "HACI" alias Hayu Ameng ka Cianjur (ayo main ke Cianjur).
Saat itu Irvan gencar mengangkat potensi wisata Cianjur beberapa diantaranya seperti Kebun Raya Cibodas, Tamam Bunga Nusantara, Waduk Jangari, Wisata Pokland, Air Terjun Ngebul, Citambur, dan Pantai di Cianjur Selatan yaitu Apra Sindang Barang dan Pelabuhan Jayanti.
Kami bergabung selama kurang lebih satu Minggu untuk mengeksplorasi lokasi wisata tersebut dan mempostingnya di blog maupun sosial media.