Mungkin karena panorama yang indah luar biasa banyak pengunjung yang datang ke Cireundeu tidak sekadar menyaksikan cara mengolah rasi, dan atau ikut mencicipi. Tetapi juga banyak yang sekaligus kemping ke Puncak Salam. Dan itu tentu saja dengan segala aturan dan larangannya mengingat Puncak Salam termasuk bagian dari Hutan yang sangat disakralkan oleh masyarakat adat Cirendeu.
Adapun jika akan naik ke Puncak Salam, pengunjung tidak diijinkan menggunakan alas kaki. Anak ataupun dewasa semua harus mendaki dengan lepas sandal atau sepatu. Alasannya supaya antara manusia dan alam tidak ada penghalang.
Menurut kepercayaan adat, dengan telanjang kaki sebagai bukti bahwa kita dekat dan bersahabat dengan alam. Sebagaimana kepercayaan masyarakat Cirendeu yang memegang piloshopi:
Gusti nu ngasih
Alam nu ngasah
Jelema nu ngasuh
yang artinya kurang lebih Tuhan telah menganugerahkan kekayaan alam dan alam yang mengajarkan kita untuk terampil memanfaatkan dan mengolah. Kita lah manusia yang selayaknya menjaga kelestarian alam. Dengan menjunjung tinggi piloshopi itu mereka hidup bahagia dan sederhana dalam menjaga keseimbangan alam.