Dalam bimbingan langsung Kepala Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kab. Cianjur, Pak Himam Haris, Paguyuban Tukang Bubur Ayam Cianjur telah mendeklarasikan "Bubur Ayam Cianjur sebagai Kuliner Khas Cianjur" pada Selasa, 11 Juni 2018 lalu di Tugu Bubur Ayam Pacet Cipanas, Cianjur.
Deklarasi ini diselenggarakan supaya bubur ayam Cianjur yang sudah terkenal sebagai kuliner milik urang Cianjur hingga presiden dan bahkan ke mancanegara lebih dikenal dan diketahui lebih luas.
Acara deklarasi diselenggarakan bertepatan menjelang buka puasa. Panitia telah menyiapkan beberapa penjual bubur ayam Cianjur yang diangkut langsung mulai roda sampai semua peralatan dan bahannya untuk "live" membuat bubur ayam Cianjur dan dibagikan kepada masyarakat yang hadir sebagai sajian berbuka puasa, selain dari pada makanan dan minuman yang manis-manis khas Ramadan pastinya.
Masyarakat tampak antusias menikmati bubur ayam Cianjur yang khas dan gratis ini. Kemacetan sempat terjadi mengingat deklarasi dilakukan tepat di pertigaan jalan raya yang menghubungkan Pacet Cianjur dan Puncak Bogor. Namun aparat yang memang sudah sedia dapat mengurai dan lalu lintas kembali normal. Tidak sedikit pengendara sepeda motor yang berhenti dan memarkirkan motornya lalu ikut antri menikmati sajian bubur ayam Cianjur selagi ada.
Sebelum deklarasi ini dibacakan, sebelumnya para pedagang bubur ayam Cianjur dari berbagai tempat ini telah mendapatkan pelatihan, diskusi dan briefing terkait bubur ayam Cianjur, sejarah, serta hasil survey terkait informasi seputar bubur ayam Cianjur yang harus diketahui.
Supaya bubur ayam Cianjur dilihat masyarakat umum bernilai positif pemerintah daerah Cianjur melalui Dinas Koperasi, UMKM, Perdagangan dan Perindustrian Kab. Cianjur memberikan pelatihan kepada para pengusaha bubur. Selain mengangkat kredibilitas para pedagang bubur ayam Cianjur acara ini diharap juga turut serta melestarikan kuliner khas Cianjur supaya tidak diklaim oleh daerah lain.
Tukang bubur ayam Cianjur sudah punya standarnisasi dalam mengolah bubur. Memang resep rahasia dimiliki masing-masing pedagang tapi semuanya tetap memiliki kesamaan khas yang menguatkan jati diri bubur ayam Cianjur itu sendiri.
Jika di Indonesia saja bubur yang terkenal ada dua, bubur Manado dan bubur Cianjur, maka besar harapan kedepannya bubur ayam Cianjur dapat diakui oleh dunia. Apalagi ada filosofi jika bubur dipakai sebagai simbol pemerataan ekonomi.
Bubur pertama ada di Cianjur yang saat itu masih jadi puseur dayeuh selagi masa penjajahan Belanda. Adalah penggagasnya Bupati Cianjur ke tiga. Saat paceklik Bupati memerintahkan memasak nasi dengan air yang banyak supaya meski sedikit tapi semua kebagian.
Dengan adanya deklarasi bubur ayam Cianjur ini masyarakat dan pemerintah daerah Cianjur tidak ingin kuliner khas sekaligus warisan nenek moyang kecolongan diakui sebagai kuliner khas daerah lain. Orang Cianjur khususnya ingin masyarakat Indonesia tahu kalau bubur ayam Cianjur memang milik urang Cianjur. Bahkan kedepannya mungkin ingin bubur ayam Cianjur ini dipatenkan sehingga dunia tahu kalau bubur ayam Cianjur adakah warisan nenek moyang warga Cianjur asli.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H