Mohon tunggu...
Farras Hilmy taukhid izzudiin
Farras Hilmy taukhid izzudiin Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobi saya adalah hiling

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan Karakter untuk Membangun Generasi Muda Berkemajuan

23 Januari 2024   06:17 Diperbarui: 23 Januari 2024   06:17 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan adalah suatu usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi potensi pembawaan baik jasmani dan rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat dan kebudayaan (Fuad Ihsan,2005).

Menurut jumali, M.DKK.(2008),pendidikan adalah suatu kegiatan seorang atau sekelompok orang atau lembaga dalam memantau individu atau sekelompok orang yang digunakan untuk mencapai pendidikan. Sedangkan menurut UU sistem pendidikan nasional no 20 tahun 2003 secara tegas,menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,kepribadian,kecerdasan,akhlak mulia,serta keterampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat dan bangsanya. 

Karakter adalah watak,sifat,akhlak,ataupun kepribadian yang membedakan seseorang yang berkarakter baik. Karakter juga memiliki makna cara berfikir dan berperilaku yang unik di dalam lingkup bangsa dan negara. Individu yang memiliki karakter baik atau mulia adalah individu yang bisa mengambil keputusan dan siap mempertanggung jawabkan apa yang sudah diputuskan.


Pendidikan karakter adalah suatu aspek penting di dalam sistem pendidikan, yang tujuannya untuk menciptakan generasi yang lebih unggul. Di saat pesat perkembangan teknologi sangat penting untuk dipahami mengapa pendidikan karakter menjadi salah satu faktor untuk membentuk generasi unggul. Alasan utamanya yaitu nilai karakter yang kuat dapat membantu generasi dalam menghadapi tantangan dan mengadapi hambatan di dalam hidupnya. Pendidikan karakter juga membantu untuk membentuk pemahaman yang lebih luas tentang besarnya tanggung jawab sosial dalam kehidupan bermasyarakat. Pembentukan karakter yang mampu melawan permasalah sosial seperti kekerasan, intoleransi dan ketidakadilan. Mengutamakan pendidikan karakter di kampus, dapat memerangi suatu kebudayaan negatif dan mengembangkan serta menghargai manusia dalam keberagaman dan kesetaraan berkomitmen dalam keadilan sosial.  

Pendidikan karakter memiliki tujuan untuk meningkatkan suatu mutu atau proses dan hasil suatu pendidikan yang mengarah pada pendidikan karakter.

KONDISI PENDIDIKAN KARAKTER
Di tandai dengan adanya prestasi akademik yang diperoleh oleh para peserta didik dan semakin terbukanya lapangan informasi yang banyak dan terbuka sehingga untuk melakukan kegiatan perlombaan,pendidikan karakter memiliki peran yang cukup tinggi. Kondisi seperti itu yang dapat menjadikan dampak positif apabila dilakukan dengan konsepnya. Namun halnya juga dapat berdampak negatif apabila dilakukan dengan konsep yang salah.

Pada waktu yang lalu peristiwa karakter pada anak indonesia yang kini sangat menyimpang dan menjadi perhatian khusus bagi para pendidik. Hal ini telah dikatakan oleh presiden ke 6 republik indonesia "bahwa pembangunan kualitas karakter diindonesia semakin meningkatkan puncak peringatan hari pendidikan nasional pada tahun 2010 yang di deklarasikan gerakan nasional pembangunan karakter bangsa". 

Kasus yang mengenai pendidikan karakter indonesia masih banyak terjadi. KPI telah menangani 1885 kasus pada semester pertama pada tahun 2018. Terdapat 504 anak jadi pelaku pidana, dari mulai pelaku narkoba,pencuri hingga asus kasusila. 

Dalam kasus ABH,kebanyakan anak telah masuk lembaga kemasyarakatan khusus anak LPKA karena telah mencuri 23,9%,kasus narkoba sebanyak 17,8 %,serta kasus asusila sebanyak 13,2%, dan lainnya. Tidak hanya kasus-kasus tersebut, berdasarkan data dari komisi perlindungan anak yang tercatat 62,7% remaja SMP di indonesia sudah tidak perawan. Terdapat juga hasil  lainnya seperti tecatat 93,7% peserta didik SMP dan SMA pernah bercumbu,21,2% remaja SMP pernah melakukan aborsi,dan 97% remaja SMP dan SMA pernah melihat film pornografi.

Dengan demikian dapat menyadarkan penulis untuk semakin maju di dalam pendidikan berkarakter. Sudah ditelusuri bahwa pendidikan karakter saat ini sangat kurang bagi seorang pendidik yang masih melakukan pendidikan karakter yang kurang baik. 

Beberapa bulan yang lalu Pendidikan karakter yang berkemajuan yang mendorong manusia untuk menjadi sosok manusia yang berkarakter baik. Salah satu tokoh di dalam pendidikan beliau K.H Ahmad Dahlan bahwasannya pendidikan akan memberikan kesadaran kepada individu dan memberikan karakter yang baik atau pendidikan yang progresif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun