Penghayatanku atas kaul merupakan perwujudan dan pengakuan dari saya bahwa saya secitra dengan Allah. Menjadi ciptaan yang Imagodei yang memiliki kelebihan dari ciptaan lainnya. Saya diberi  akal budi agar saya mampu untuk mengendalikan diri dan menundukkan diri ku pada kehendak-Nya.
Menilik penyerahan diri Bunda Maria (luk 1: 26-38) Â yakni seorang anak dara yang masih polos dan berasal dari keluarga sederhana mampu menyelesaikan tugas dan perutusannya sampai tuntas tanpa ada cacat sedikitpun yang pada akhirnya menjadi bunda Allah sendiri dan bunda semua orang percaya.
Selain itu Meneladani penyerahan diri Yesus yang pada awalnya bertahtah di dalam kerajaan Allah (surga) harus merendahkan diri dan turun menjadi manusia. Ia sering difitnah, dimaki, bahkan disiksa. Namun,Yesus tetap setia pada tugas perutusannya yaitu taat pada skenario Bapa-Nya . Yesus mau menunjukkan kepada dunia, bahwa ada oranag yang sejak lahir hingga matinya tidak jatuh kedalam dosa sekalipun banyak godaan.
Oleh karena itu saya diajak menjadi seorang pengkaul yang mampu menghayati dan menyadari ketiga nasihat Injil tersebut. Karena kemampuan untuk menyadari saya mampu mewujudkan penyerahan diri secara total tanpa harus ikut arus zaman. Berusaha menjadi pribadi yang bersukacita sehingga keberadaanku/ kehadiranku menjadi berkat bagi persaudaraan dan bagi setiap orang yang saya layani terlebih dalam komunitas ku.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H