Kemarin sore sekitar pkl 16.00 saya mendapatkan kabar sukacita. Seperti biasanya setiap pkl 16.00 saya akan pergi ke Gua Maria untuk berdoa rosario.Â
Ketika saya membuka pintu,saya mendapatkan sepotong kertas yang diletakkan dibawah pintu saya,isinya begini " Besok kita akan merayakan pesta di puncak,tolong siapkan peralatan misa dan kebutuhan lainnya,trimakasih. Salam".
Hatiku berbunga-bunga membaca tulisan itu,tapi siapa yang membuat dan darimana tulisan itu saya tidak tau,tapi saya yakin itu adalah tulisan salah satu saudari. Sejenak saya lupakan tulisan itu,saya focus untuk doa rosario.Â
Kurang lebih setengah jam saya duduk di gua, seorang saudari datang menghampiri saya. Sebernarnya saya sudah selesai doa  rosario tapi saya masih ingin sekali menikmati suasana digua itu.Â
Dia terus melempar senyum kepada saya, tapi saya mencoba untuk tetap tenang,karena saya tau pasti dia mau memberi tau kalau besok akan ke puncak.
Ternyata dugaan saya benar. Bahwa kami akan ke puncak 2000 untuk merayakan pesta. Pesta apa ya..? Nah,setiap tanggal 3-4 oktober tiap tahunnya seluruh persaudaraan Fransiskan/nes akan merayakan pesta bersama yaitu pesta St. Fransiskus sebagai bapa serafik kami .Â
Pada tanggal 3 di isi dengan kegiatan transistus dan tanggal 4 dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi bersama dan ramah tamah atau seminar tentang St.Fransiskus.
Akan tetapi kami tak dapat merayakannya secara meriah bersama yang lain. Selain kami masih menjalani masa karantina,juga dikarenakan oleh covid -19.Â
Jadi,pesta kali ini dirayakan oleh komunitas masing-masing. Termasuk komunitas kami merayakan pesta St. Fransiskus  ala kadarnya . Tadi pagi sekitar pkl 05.00 kami berangkat ke puncak 2000 dan tiba sekitar pkl 08.30 .
Puncak 2000 itu berada didaerah kabanjahe. Puncak ini adalah salah satu tempat pengungsian masyarakat yang terkena dampak gunung sinabung. Cuaca disana sangat dingin,anginnya lumayan kencang. Tapi jalannya bagus dan pemandangannya indah sekali. Saya sangat menimati perjalanan itu dan saya bahagia sekali.
Puncak itu juga tidak kalah menarik dengan tempat wisata lainnya. Dan kami merayakan Ekaristi di kapel St. Faustina itu. Dalam perayaan Ekaristi melalui khotbahnya Pater Shan Efran mengajak kami untuk merefleksikan perjalanan hidup sebagai anggota fransiskan.Â
Untuk saya sendiri sebagai pengikut St.Fransiskus ada tiga hal menarik yang bisa saya refleksikan yaitu:
1. Fransiskus mengalami sakratul maut itu tandanya bahwa manusia akan mengalami penderitaan, Menjadi tua dan mengalami sakit. Dan akhirnya akan beralih dari dunia ini. Untuk itu saya diajak untuk mengisi hari- hari hidup saya dengan kebaikan tanpa membiarkan waktu berlalu begitu saja.
2. Fransiskus hidup dengan saudara-saudaranya itu pertanda bahwa saya atau kita hidup alam komunitas atau keluarga. Saya tidak berjalan sendirian,ada orang lain yang memperhatikan,menolong dan menopang saya kala saya terjatuh dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kiranya sikap cuek,sombong,dan iri saya runtuhkan dari hidup saya melainkan memelihara sikap ramah,ringan tangan,dan menyaudara.
3. Fransiskus adalah orang yang bersuka cita. Fransiskus tidak pernah mengeluh melainkan menjadi penyemangat bagi saudaranya yang lain. Dan saya pun diajak untuk selalu berbenah diri agar kiranya kehadiran saya menjadi berkat bagi setiaporang yang tinggal bersama saya atau  merea yang saya jumpai setiap hari.
Demikian lah isi permenungan saya setelah merayakan ekaristi. Dan bagi saya itu bukan hal yang mudah untuk saya lakukan di zaman sekarang. Setelah perayaan Ekaristi kami brjalan menuju sebuah pondok untuk serapan bersama.Â
Setelah sarapan pagi selesai pastor itu memberikan bingkisan kecil untuk kami. Surprise banget bukan..!! Saya tidak menyangka bahwa itu semua akan terjadi. Dan perayaan hari ini lebih istimewa dibandingkan perayaan sebelumnya. Hati makin senang..
Setelah itu kami diberikan kesempatan untuk keliling disekitar puncak kerahiman. Di puncak kerahiman ini ada peristiwa jalan salib . Saya bersama seorang teman,berjalan menelusuri peristiwa jalan salib itu yang panjangnya sekitar 3km, jalannya lumayan menantang karena harus menelusiri lereng bukit.Â
Setelah menelusuri peristiwa jalan salib, sejenak kami berhenti di Gua maria untuk berdoa,setelah itu lanjut lagi naik ke puncak. Karena di puncak ada patung Yesus yang tingginya sekitar 20 Meter. Dan dari puncak itu nampak keindahan kota Kabanjahe. OMG...Karya Tuhan Luar biasa.
Sayangnya disana tidak ada patung St. Fransiskus. Eh ada ya,,,tapi di kapel San Damiano...
Inilah pengalaman pesta di puncak 2000 sungguh membahagiakan dan membuatku terpesona,,, Puncak Kerahiman menjadi sumber sukacita.
Salam dari puncak Kerahiaman
jangan lupa bahagia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H