Puncak itu juga tidak kalah menarik dengan tempat wisata lainnya. Dan kami merayakan Ekaristi di kapel St. Faustina itu. Dalam perayaan Ekaristi melalui khotbahnya Pater Shan Efran mengajak kami untuk merefleksikan perjalanan hidup sebagai anggota fransiskan.Â
Untuk saya sendiri sebagai pengikut St.Fransiskus ada tiga hal menarik yang bisa saya refleksikan yaitu:
1. Fransiskus mengalami sakratul maut itu tandanya bahwa manusia akan mengalami penderitaan, Menjadi tua dan mengalami sakit. Dan akhirnya akan beralih dari dunia ini. Untuk itu saya diajak untuk mengisi hari- hari hidup saya dengan kebaikan tanpa membiarkan waktu berlalu begitu saja.
2. Fransiskus hidup dengan saudara-saudaranya itu pertanda bahwa saya atau kita hidup alam komunitas atau keluarga. Saya tidak berjalan sendirian,ada orang lain yang memperhatikan,menolong dan menopang saya kala saya terjatuh dan lain sebagainya. Oleh sebab itu kiranya sikap cuek,sombong,dan iri saya runtuhkan dari hidup saya melainkan memelihara sikap ramah,ringan tangan,dan menyaudara.
3. Fransiskus adalah orang yang bersuka cita. Fransiskus tidak pernah mengeluh melainkan menjadi penyemangat bagi saudaranya yang lain. Dan saya pun diajak untuk selalu berbenah diri agar kiranya kehadiran saya menjadi berkat bagi setiaporang yang tinggal bersama saya atau  merea yang saya jumpai setiap hari.
Demikian lah isi permenungan saya setelah merayakan ekaristi. Dan bagi saya itu bukan hal yang mudah untuk saya lakukan di zaman sekarang. Setelah perayaan Ekaristi kami brjalan menuju sebuah pondok untuk serapan bersama.Â
Setelah sarapan pagi selesai pastor itu memberikan bingkisan kecil untuk kami. Surprise banget bukan..!! Saya tidak menyangka bahwa itu semua akan terjadi. Dan perayaan hari ini lebih istimewa dibandingkan perayaan sebelumnya. Hati makin senang..
Setelah itu kami diberikan kesempatan untuk keliling disekitar puncak kerahiman. Di puncak kerahiman ini ada peristiwa jalan salib . Saya bersama seorang teman,berjalan menelusuri peristiwa jalan salib itu yang panjangnya sekitar 3km, jalannya lumayan menantang karena harus menelusiri lereng bukit.Â
Setelah menelusuri peristiwa jalan salib, sejenak kami berhenti di Gua maria untuk berdoa,setelah itu lanjut lagi naik ke puncak. Karena di puncak ada patung Yesus yang tingginya sekitar 20 Meter. Dan dari puncak itu nampak keindahan kota Kabanjahe. OMG...Karya Tuhan Luar biasa.
Sayangnya disana tidak ada patung St. Fransiskus. Eh ada ya,,,tapi di kapel San Damiano...
Inilah pengalaman pesta di puncak 2000 sungguh membahagiakan dan membuatku terpesona,,, Puncak Kerahiman menjadi sumber sukacita.