Setelah Pastor paroki dinyatakan positif covid, saya dan keempat saudari berinisiatif untuk melakukan isolasi  ( karantina ) mandiri.Â
Hal ini kami lakukan karena 1 minggu sebelum beliau dinyatakan covid kami merayakan Perayaan Ekaristi bersama di gereja.Â
Sekalipun itu dilakukan menurut protokol kesehatan, tapi saya sebagai sakristan tetap kontak dengan beliau.Â
Dan saya tinggal dalam komunitas yang juga melakukan komunikasi dan kegiatan bersama lainnya.Â
Inisiatif itu pun kami sambut baik dan setuju untuk melakukan isolasi mandiri. Masalahnya, kami tidak tau dimana tempat yang akan kami tinggali selama isolasi 14 hari.Â
Saya dan teman-teman mulai mencari tau tempat yang memungkinkan bagi kami tanpa melakukan kontak dengan orang banyak.Â
Akhirnya atas usul Pastor rekan, kami disuruh untuk menghubungi pastor yang bertugas di Jericho.Â
Jericho adalah tempat Ret-Ret yang dikelola oleh imam-imam diosesan Keuskupan Agung Medan yang bertempat di salah satu bukit sibolangit - Tanah Karo.Â
Permintaan kami itu disambut baik oleh Pastor San Efran Sinaga, Pr  dan beliau bersedia menjemput kami ke komunitas Tasbi Medan.Â
Minggu pagi kami berangkat menuju Jericho, sekitar satu jam perjalanan kami tiba ditempat dalam keadaan sehat. Suhu tubuh tetap sama antara 35-36.Â
Dan memang kami sungguh yakin bahwa kami terhindar dari wabah covid dan tidak ada tanda-tanda yang membuat kami mengeluh.
Saya merasa Tempat ini sangat cocok untuk kebutuhan saya saat ini. Tidak ada kesibukan yang membuat saya harus bekerja. Beberapa hari ini rutinitas saya seperti biasanya. Ibadat pagi dilanjutkan dengan ekaristi, setelah itu serapan pagi. Sekitar pkl 09.00 saya lebih memilih untuk meditasi alam setelah itu menulis refleksi.Â
Setelah itu ibadat siang, makan, istirahat. Bangun tidur, membaca, menulis. Setelah itu berenang.Â
Kebutuhan makan telah disiapkan oleh karyawan. Jadi kami semua hanya mengurus diri sendiri. Selebihnya sudah tersedia. Dan selama 11 hari kedepan kami masih berada ditempat ini, dan rasanya ini adalah kesempatan untuk bermenung- berefleksi atas pengalaman perjalanan hidup panggilan.Â
Saya sangat bersyukur, bahwa ada orang yang bisa menerima kami dan bersedia untuk menyiapkan kebutuhan kami setiap hari. Bagi saya ini adalah pertolongan Tuhan yang luar biasa bagi kami dan sampai saat ini kami tetap sehat. Tidak ada yang mengganggu dalam tubuh. Tidak ada gejala yang dialami. Semua baik-baik saja.Â
Hanya satu kekhawatiran saya, jangan-jangan pulang dari sini berat badan saya bertambah. Karena ditempat ini pun kami diservis. Luar biasa pelayanannya..Hehehe. .
Akhir kata saya ucapkan trimakasih banyak untuk Pastor Shan yang telah bersedia menerima dan melayani kami ditempat ini.Â
Salam sehat
 .Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H