"Hidup yang dibagikan merupakan api yang melahap semua penyakit duniawi, konsumerisme dan egoisme"
[Robert Bridges]Â
Kita dihadapkan dengan masalah bagaimana memanfaatkan hidup sebaik-baiknya. Tidak ada solusi sederhana untuk masalah ini, tentu saja karena seni hidup adalah yang paling sulit dari semua seni.
Tetapi ada keterampilan yang sangat membantu bagi mereka yang ingin menjalani kehidupan yang baik yakni: hidup baik dengan Tuhan - hidup baik dengan diri sendiri - hidup baik dengan orang lain. Terlalu luas untuk mengurus ketiga-tiganya. Baiklah kita fokus pada bagaimana seni hidup baik dengan orang lain.
Sejauh pengalaman saya, banyak orang gagal memposisikan orang lain dalam hidupnya. Betul bahwa semua yang kita kerjakan dan kita kejar dalam hidup dilatar belakangi oleh  "keegoisan pribadi" yang terungkap dalam barisan kalimat:
"Ini hidup saya, kenapa kamu yang repot",
"Hidup-hidup saya, ngapain kamu ikut campur"
"Saya bisa selesaikan sendiri, jadi tolong jangan sok pintar", dan masih banyak lagi.
Sesungguhnya orang di sekitar kitalah juri terbaik dalam hidup. Kita selalu lupa bahwa prestasi dan apa pun predikat dalam hidup kita lebih banyak "dimenangkan" oleh orang lain.Bahwa saya atau kita dianggap baik atau bermoral itu dihasilkan dari relasi kita dengan orang lain. Tidak bisa tidak. Sebab cinta dan kebaikan seseorang selalu terarah ke luar, terlahir untuk dibagikan, tidak pernah untuk diri sendiri.
Nah, kemampuan bergaul dengan orang lain adalah satu dari sekian rahasia kesuksesan dalam segala hal mulai dari pernikahan hingga urusan pekerjaan dan aspek kehidupan yang lain.
Seorang Psikolog pernah berkata, jika kita peduli pada orang lain dan jika mereka peduli pada kita, jika kita menjangkau orang lain dan meminta mereka menjangkau kita, jika kita mengikat diri ke dalam jalinan masyarakat modern, maka hidup kita akan memiliki makna dan kekayaan hidup yang abadi karena bakal ditiru oleh orang lain.
Hidup yang dibagikan adalah "Golden Role" dari setiap hubungan yang baik. Penyair Robert Bridges menulis, hidup yang dibagikan merupakan api yang melahap semua penyakit duniawi, konsumerisme dan egoisme.
Ketika kita mencintai hidup orang lain dan mengetahui bahwa kita dicintai adalah kepuasan terbesar dalam hidup. Mengetahui bahwa seseorang berdiri di samping kita dan memahami kita di saat-saat kritis dalam hidup adalah penghiburan utama cinta.Â
Mari, hidup baiklah dengan orang lain.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H