Mohon tunggu...
Sr. Gaudensia Habeahan OSF
Sr. Gaudensia Habeahan OSF Mohon Tunggu... Guru - Biarawati
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup ini indah, seindah saat kita dapat berbagi dengan sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengontrol Hidup

16 September 2020   11:51 Diperbarui: 16 September 2020   12:00 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cara manusia untuk menjalani dan menentukan hidupnya berbeda-beda. Dan masing-masing dari kita tentu memiliki visi misi kehidupan. 

Kita diberi kebebasan untuk menentukan apa yang menjadi visi kita masing-masing. Dan kita diberi akal budi serta kemampuan untuk sampai pada visi itu. Tentu cara yang kita gunakan juga berbeda-beda. 

Visi itulah yang saya tuliskan pada lembaran kehidupan saya setiap hari dan saya meuliskannya dengan tinta emas supaya saya selalu ingat dan setia pada visi itu sendiri. Saya berusaha untuk memberi diri pada hal-hal yang saya anggap baik dan bernilai.

Akan tetapi tak jarang dalam realita kehidupan,saya bertemu dengan peristiwa-peristiwa yang mengusik hati saya. Ketika hal ini terjadi maka saya sering lupa dan berpaling dari visi itu sendiri . 

Dan inilah yang terjadi."Aku benci hidupku","Aku muak dengan kondisiku""Mengapa aku dilahirkan untuk menikmati padang penderitaan". Kalimat ini sering muncul ketika saya dikecewakan atau marah.Apalagi ketika saya tidak menemukan solusi dari masalah yang saya hadapi. 

Bila ini yang saya  alami saat ini, apa yang harus saya lakukan ? Saya tidak membenci  hidup itu sendiri  tetapi cara hidup yang kujalani .

Cara hidup itu mencakup aturan yang saya jalani, pemahaman tentang siapa saya sebenarnya, mengapa saya hidup dan apa yang harus saya lakukan sepanjang hidup. Cara hidup juga mengatakan keyakinan, visi hidup saya tentang apa yang benar dan apa yang salah.

Jika saat ini saya telah  tersesat dan mendapati diri ini di jalan buntu, baiknya  saya tidak cepat-cepat 'menyalibkan', menyalahkan hidup itu sendiri. 

Ya, hidup adalah hidup. Salah besar bila saya membenci hidup. Tetapi jika saya sampai pada kesadaran yang sebenarnya dan yang saya benci adalah cara saya menyatukan kehidupan, maka saya bisa berubah. Inilah yang menjadi  berita gembira bagi saya. Saya bisa mengubahnya. Sungguh.

Adalah tanggung jawab saya pribadi untuk membuat cara hidup yang masuk akal dan tidak memaksakan diri seperti apa yang diinginkan oleh orang lain sehingga membantu saya  untuk menikmati hidup yang Allah anugerahkan. 

Saya tidak dapat mempercayakan tugas ini kepada orang lain atau hanya membeli cara  yang orang jalani. Tidak bisa. Melainkan dengan caraku sendiri disertai dengan kehendak baik yaitu mau berubah.

Sekarang saatnya untuk membuat cara hidup kita sendiri dengan kecerdasan dan cinta. Kita masing-masing adalah pembuat makna dalam hidup dan kita bisa membuat cara hidup yang kita cintai. 

Percayalah, ini akan memberimu  jalan yang jelas. Segala sesuatu yang kita lakukan dengan tekun dan setia pasti menghasilkan buah yang bermanfaat dalam hidup kita.

Tidak guna menyesali kesalahan yang telah terjadi. Kesalahan yang terjadi tak bisa diperbaiki lagi kecuali dengan cara tidak mengulang kesalahan yang sama. Kita sendirilah yang mengontrol hidup kita bukan orang lain. 

Salam..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun